Pemberdayaan Masjid di Indonesia dalam Perspektif Pembangunan Lembaga
Main Authors: | Dewi, Rita Sukma, Dr. Suryadi, MS, Dr. Bambang SantosoHaryono, MS |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/195345/1/Rita%20Sukma%20Dewi.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/195345/ |
Daftar Isi:
- Pembangunan bidang agama diyakinisebagaisebuahalternatifsolusibagipilihan-pilihanstrategipembangunan di Indonesia. Denganasumsibahwa agama selalumembawakearahkebaikan, makaalternatifstrategipembangunanberbasisnilainilaikeagamaanselalumenarikuntukdijajaki. Pemberdayaan masjid belakangandibacasebagai “potensi” untukmembangunmasyarakatkearahperadabanmasyarakatmadani. Masjid denganfungsi yang dibenamkankepadanya yang bukanhanyadigunakanuntukkepentinganibadahnamun juga melaksanakanfungsifungsisosiallainnyasepertipendidikan, kebudayaan, sosialkemasyarakatanbahkanekonomidiyakinisebagai modal sosialpembangunanmasyarakatindonesia. Penelitianinibertujuanuntukpertama, mendeskripsikankerangkapembangunanlembagadalampemberdayaan masjid di Indonesia;Kedua, mendeskripsikan prosespemberdayaan masjidyang dilakukan oleh pemerintah; dan Ketiga, merumuskan model pemberdayaan masjid di Indonesia. Bentukkelembagaan yang diharapkanataukeadaanakhirdari proses pembangunanlembagayaknimencangkupkearah mana usahausahaharusbergerak (Esman, 1986). Masjid selamainidikelolasecaratradisional dan belummelembaga. Upayapemberdayaan masjid yang dilakukan oleh pemerintah (Kemenag) juga belummenampakkanhasil yang memuaskan. Penelitimendugabahwapemberdayaan masjid denganperspektifkelembagaandapatmenjadistrategibagi model pemberdayaan masjid di Indonesia. Jenispenelitian yang digunakanadalahjenispenelitiankualitatif. Penelitianinidifokuskan pada duatema, yaitu: 1) kerangkapembangunanlembagadalampemberdayaan masjid di Indonesia yang dibangundariunsur dan kaitan; dan 2) proses pemberdayaan masjid yang meliputitahapanenabling, enacting dan protecting. Penelitianini juga akanmenghasilkan model yang direkomendasikanbagi program pemberdayaan masjid di Indonesia. Hasil penelitianmenunjukanbahwakelembagaan masjid di Indonesia secaraalamiahsudahterbangundalamunsur-unsursebagaiberikut: Kepemimpinan, yang selamainidipimpinsecaratradisional oleh tokoh-tokoh yang ada di masyarakat; Doktrinbahwa masjid harusdifungsikanseimbangantarafungsiibadahnya dan fungsisosialnya; Program yang selamainitelahdijalankan oleh tiap-tiap masjid; Sumberdaya yang didapatdarikontribusimasyarakat dan Struktur internal yang dipahamisebagai DKM atautakmir. Tahapanpemberdayaan juga telahdilakukan oleh Kemenagmelaluitahapanberikut: Tahapenabling, meliputitahapan: memetakanpotensi masjid berdasarkananalisisterhadapfungsi-fungsi masjid, menghimpun input berupa ide, gagasan, saran dan vii kebutuhanmasyarakattentangpengelolaan masjid. Tahapenacting, meliputitahapan: pemberianbantuan, pembangunansisteminformasi, peningkatankapasitas SDM pengelola masjid dan sosialisasiregulasi di bidangkemasjidan. Tahap protecting, meliputitahapan: perumusanserangkaiankebijakan, norma, standar, regulasi, sertapengendalianterhadapkonflik-konflikseputar masjid melaluimetodemediasi, fasilitasi dan akomodasi. Berdasarkananalisis pada kerangkakelembagaan dan tahapanpemberdayaanmakadihasilkan model rekomendasipemberdayan masjid di Indonesia sebagaiberikut:Melakukanpenguatanterhadapunsurunsurkelembagaan masjid (kepemimpinan, doktrin, program, sumberdaya, struktur internal); dan meningkatkankoordinasikelembagaan masjid denganmembuatgugustugaspelaksanaan program pemberdayaan masjid yang melibatkansemuaelemendalamkaitan.