Mitigasi Pembentukan Karsinogen Polycyclic Aromatic Hydrocarbon (PAH) pada Sate Kambing
Main Authors: | Saputro, Eko, Prof. Dr. lr. Djalal Rosyidi, AP., MS., IPU., ASEAN Eng., Prof. Dr. lr. Lilik Eka Radiati, MS., IPU., Prof. Dr. Drs. Warsito, MS. |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2022
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193037/1/0622050002-Eko%20Saputro.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193037/ |
Daftar Isi:
- Sebagaimana data yang disajikan pada Tabel 10, para produsen atau warung sate kambing komersial menggunakan daging kambing segar dan potongan lemak sekitar 144-194 g dan 146,333-165,667 g untuk seporsi sate kambing (10 tusuk) dengan potongan lemak dan tanpa potongan lemak. Saat survai dilakukan di awal tahun 2021, harga karkas kambing yang dibeli produsen dari butcher lokal berkisar Rp 100.000-Rp 130.000 per kg atau rata-rata Rp 111.250 per kg. Jadi modal hanya untuk daging kambing seporsi sate kambing masing-masing berkisar antara Rp 16.020-Rp 21.582,5 dan Rp 16.279,546-Rp 18.430,454 untuk seporsi sate kambing (10 tusuk) dengan potongan lemak dan tanpa potongan lemak. Harga jual seporsi sate kambing masing-masing berkisar antara Rp 30.000-Rp 45.000 dan Rp 40.000-Rp 55.000 untuk seporsi sate kambing dengan potongan lemak dan tanpa potongan lemak. Para produsen sate kambing lebih memilih kambing daripada domba serta berumur di bawah setahun atau semua giginya masih berupa gigi susu atau belum poel.