Rasionalisasi Kerapatan Stasiun Hujan di Daerah Aliran Sungai Welang Menggunakan Data Hujan Pengukuran dan Data Satelit
Main Authors: | Haromain, Safira Anisah, Prof.Dr.Ir. Lily Montarcih Limantara, M.Sc., Ir. Sri Wahyuni, ST.,MT.,Ph.D.,IPM. |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2022
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/191985/ |
Daftar Isi:
- Banjir merupakan suatu bencana bagi manusia apabila kejadian tersebut mengakibatkan kerugian jiwa dan materi. Kejadian banjir yang ada perlu ditanggulangi dengan pengelolaan sumber daya air secara tepat. Dalam perencanaan guna pengelolaan sumber daya air dibutuhkan data curah hujan yang akurat sehingga dapat merepresentasikan kejadian hujan yang terjadi di suatu wilayah. Kemampuan stasiun hujan untuk memantau kondisi hidrologi pada daerah tersebut sangat dibutuhkan guna mendapatkan suatu data yang akurat. Pada kondisi lapangan secara nyata masih sering terjadi kesalahan pengamatan baik dikarenakan kerusakan alat, faktor alam maupun faktor manusia sehingga menyebabkan data yang dihasilkan menjadi tidak akurat. Sehingga dibutuhkan data curah hujan yang akurat guna mendapatkan analisis pengelolaan sumber daya air secara tepat sesuai kondisi di DAS tersebut. Lokasi penelitian berada di DAS Welang dan terdapat 9 stasiun hujan di DAS tersebut yang persebarannya belum merata dan jumlahnya kurang efektif. Kondisi stasiun hujan termasuk jumlah dan persebaran letaknya mempengaruhi keakuratan data. Data akan semakin akurat apabila jumlah stasiun hujan pada suatu daerah semakin banyak, namun faktor biaya operasi dan pemeliharaan juga perlu diperhatikan. Sehingga diperlukan rasionalisasi untuk mendapatkan stasiun hujan guna menghasilkan data hujan yang merepresentasikan data curah hujan di daerah tersebut. Keterbatasan data curah hujan pengukuran di lapangan merupakan salah satu kendala yang dialami di Indonesia. Dengan adanya kemajuan teknologi, dihasilkan suatu alternatif berupa data satelit untuk mendapatkan data curah hujan dengan resolusi tinggi baik resolusi spasial (bervariasi global dan regional) serta resolusi temporal (data jam-jaman, harian, bulanan). Salah satu satelit yang dapat digunakan adalah satelit CHIRPS dengan resolusi spasial sebesar 0.05° x 0.05° arc degrees atau sekitar 5 km dan resolusi temporal (harian, bulanan, tahunan). Satelit CHIRPS mudah didapatkan dan diakses di laman Google Earth Engine. Berdasarkan hasil perhitungan, data hujan satelit CHIRPS dengan data curah hujan pengukuran di DAS Welang memiliki tingkat kesesuaian yang tinggi. Sehingga data tersebut dapat digunakan sebagai alternatif data yang tidak tersedia di lapangan dan dapat digunakan untuk analisis lanjutan. Hasil evaluasi jaringan stasiun hujan eksisting di DAS Welang berdasarkan standar WMO, hanya Stasiun Hujan Lawang saja yang memenuhi standar WMO dan dengan luasan DAS Welang seluas 477.78km2 cukup diwakilkan oleh 4 stasiun saja oleh karena itu dilakukan rasionalisasi stasiun hujan menggunakan metode Kagan-Rodda. Hasil rasionalisasi Kagan-Rodda yang dilakukan dengan data curah hujan pengukuran maupun satelit CHIRPS, dipilih 4 stasiun dengan kesalahan perataan (Z1) dan kesalahan interpolasi (Z3) yang kurang dari 10% yaitu untuk data pengukuran sebesar 5.9% dan 7.6%, untuk data satelit CHIRPS sebesar 1.9% dan 2.7%. Rekomendasi stasiun hujan terpilih sudah sesuai standar WMO dan mendapatkan sebaran stasiun hujan yang merata.