Peran Penyuluhan Terhadap Adopsi Inovasi Penggunaan Ib Double Dose Pada Kelompok Ternak Widji Kamulyan, Desa Senggreng, Kabupaten Malang
Main Authors: | Ghoni, Adnil Hasnan, Rizki Prafitri, S.Pt., M.A., Ph.D |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2022
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/189934/1/ADNIL%20HASNAN%20GHONI.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/189934/ |
Daftar Isi:
- Daging sapi merupakan salah satu protein hewani yang menjadi fokus perhatian Pemerintah Indonesia saat ini dikarenakan jumlah antara permintaan dengan produksi daging sapi tidak sebanding. Hal ini terjadi karena sebagian besar peternak di Indonesia masih menjadi peternak konvensional dimana kualitas benih, pemanfaatan teknologi, dan keterampilan jumlah peternak masih tergolong rendah. Pada awal tahun 2020, pemerintah mengeluarkan program SIKOMANDAN (Sapi kerbau komoditas andalan negeri) yang mempunyai tujuan dalam mempercepat kebuntingan dan optimalisasi reproduksi untuk meningkatkan genetik serta produksi sapi dan kerbau melalui program IB (Inseminasi Buatan) secara massal. Banyak hal yang dapat dilakukan dalam upaya meningkatkan teknologi IB salah satunya melalui IB dengan metode Double dosis. Hal tersebut dikarenakan jumlah kapasitas spermatozoa dalam straw yang di inseminasi lebih banyak dibandingkan single dosis, sehingga terjadi peningkatan daya fertilitas spermatozoa pada ovum. Akan tetapi, IB Double dosis belum begitu berkembang di indonesia sehingga perlu dilakukan penyuluhan serta penyampaian informasi yang tepat. Metode Inseminasi buatan Double dosis akan diadopsi secara bertahap oleh peternak apabila dilakukan melalui program penyuluhan. Kegiatan penyuluhan memiliki hubungan yang signifikan dengan proses adopsi inovasi peternak. Hal ini dikarenakan proses penerimaan adopsi inovasi berlangsung sejak peternak sasaran menerima inovasi sampai memutuskan untuk menggunakan inovasi tersebut. Pada penelitian ini peran penyuluhan (X) memiliki rumusan masalah yang terdiri dari peran X1 Edukasi, X2 Diseminasi, X3 Fasilitasi, X4 Konsultasi, X5 Supervisi, X6 Monitoring dan Evaluasi terhadap adopsi inovasi (Y) yang meliputi perubahan perilaku pengetahuan (cognitive), sikap (Affective), dan keterampilan (Psychomotor) pada penerimaan program IB Double dosis peternak sasaran. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 23 maret 2021 sampai dengan 14 april 2021 pada kelompok ternak Widji Kamulyan, Desa Senggreng, Kecamatan Sumber Pucung, Kabupaten Malang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara peran penyuluhan dengan adopsi inovasi pada penggunaan IB Double dosis. Responden penelitian ini adalah 36 peternak dari kelompok ternak widji kamulyan dan peternak Desa Senggreng. Variabel yang diamati meliputi peran penyuluhan (edukasi, diseminasi, fasilitasi, konsultasi, supervisi, monitoring dan evaluasi) terhadap adopsi inovasi yang mengacu pada perubahan perilaku pengetahuan, perilaku sikap, dan perilaku keterampilan pada penggunaan program IB Double dosis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif untuk mengetahui respon peran penyuluhan dan adopsi inovasi peternak pada sasaran. Pengumpulan data primer didapatkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan data sekunder didapatkan dari literatur yang berkaitan dengan penelitian. Data yang didapatkan ditabulasi menggunakan metode skala Likert Summated Rating (LSR) kemudian dianalisis instrumen menggunakan SPSS 21 dengan metode validitas dan reliabilitas. Kemudian dilanjutkan dengan metode analisis data dengan uji asumsi klasik, uji hipotesis dan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai rata-rata pada variabel peran penyuluhan yang terdiri dari: Variabel edukasi meliputi indikator pengetahuan, keberhasilan, kelebihan, dan kekurangan IB Double dosis (skor 4,52). Variabel desiminasi meliputi indikator penyebaran informasi, peningkatan minat dan motivasi penggunaan IB double dosis (skor 4,45). Variabel fasilitasi meliputi indikator fasilitas yang diberikan mengatasi permasalahan dan mendukung proses adopsi inovasi (skor 4,54). Variabel konsultasi meliputi indikator pemecahan masalah fasilitas dan proses IB Double dosis dalam penerimaan adopsi inovasi (skor 4,509). Variabel supervisi meliputi indikator pembinaan dan pemberian informasi (skor 4,55). Variabel monitoring dan evaluasi meliputi indikator peningkatan keberhasilan serta adopsi inovasi pada penyuluhan berikutnya (skor 4,34). Pada variabel adopsi inovasi meliputi variabel cognitive (skor 4,61); variabel psychomotor (skor 4,55); dan variabel affective (skor 4,58). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa peran penyuluhan dengan proses adopsi inovasi penggunaan IB double dosis pada kelompok ternak Widji Kamulyan di Desa Senggreng Kecamatan Sumberpucung Kabupaten Malang memiliki pengaruh secara parsial hanya pada peran diseminasi. Akan tetapi pada keseluran variabel peran penyuluhan yang digunakan berpengaruh secara simultan (bersama-sama) pada adopsi inovasi penggunaan IB double dosis oleh peternakan