Ekstraksi Pektin dari Kulit Pisang Tanduk
Main Authors: | Pratama, Fauzi Widi, Mardianto, Widya Rano, Luthfi Kurnia Dewi,, ST,. MT, Vivi Nurhadianty, ST., MT |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/186911/1/-%20Widya%20rano%20Mardianto.pdf http://repository.ub.ac.id/186911/ |
Daftar Isi:
- Pektin merupakan polimer heterosakarida yang terdistribusi secara luas pada setiap tanaman. Pektin mempunyai aplikasi luas pada industri pangan karena kemampuannya membentuk gel, sebagai agen pengemulsi, dan mampu menstabilkan produk pangan jika dicampur dengan zat asam dalam kadar tertentu. Untuk memenuhi kebutuhan pektin nasional, Indonesia masih mengimpor pektin dan menghabiskan dana sebesar 7.300.865 US Dollar pada tahun 2018. Sehingga, Indonesia diharapkan dapat memproduksi pektin secara mandiri dengan menggunakan sumber daya yang tersedia, salah satu yang dapat digunakan adalah kulit buah pisang tanduk. Pisang tanduk merupakan pisang yang sangat umum digunakan dalam pembuatan pisang goreng dan keripik pisang. Kulit pisang biasanya hanya dibuang menjadi limbah, padahal pada kulit buah pisang yang telah matang terdapat kandungan pektin yang jumlahnya empat kali lebih banyak daripada daging buahnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek suhu dan waktu ekstraksi pektin dari kulit pisang tanduk sehingga dapat diketahui kondisi operasi yang optimal untuk memperoleh pektin dengan yield dan kadar metoksil yang tinggi serta berkualitas baik. Proses pengambilan pektin dari jaringan tanaman dilakukan dengan cara ekstraksi. Ekstraksi merupakan proses pemisahan suatu zat dari campurannya dengan menggunakan pelarut. Pada penelitian ini, bahan baku pektin yang digunakan adalah kulit pisang tanduk. Ekstraksi dilakukan dengan metode ekstraksi refluks pada suhu 80°C, 90°C dan 100°C dengan waktu selama 60 menit, 90 menit dan 120 menit menggunakan pelarut asam asetat pH 3 ± 0.2. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai yield crude pektin berkisar antara 1,5901% sampai 4,4679% dimana nilai yield tertinggi didapat dari kondisi operasi dengan variabel suhu 100°C selama 90 menit. Pada penelitian ini dilakukan analisa berat ekivalen, kadar metoksil, kadar galakturonat dan derajat esterifikasi. Crude pektin yang dihasilkan memiliki berat ekivalen 563,38 sampai 816,33, bermetoksil rendah yang berada pada kisaran 3,565% sampai 5,0375% dengan kadar galakturonat 41,80 sampai 59,40, serta termasuk pektin ester rendah dengan derajat esterifikasi 47,01% sampai 48,67%. Berdasarkan analisa spektroskopi FTIR, baik pektin kulit pisang tanduk maupun pektin komersial, keduanya mengandung ikatan (O-H), ikatan (C-H) pada gugus alkana sp3 pada cabang ester (COOCH3), ikatan (C=O) pada gugus karboksil dan ester, ikatan (C-O) pada gugus karboksil dan ester dan ikatan (C-O) pada eter. Dari hasil karakterisasi yang didapatkan, spesifikasi kadar metoksil pektin dengan yield terbaik dari kulit pisang tanduk ini telah memenuhi persyaratan IPPA (International Pectin Producers Assosiation) sebagai produk pektin yang berkualitas sebagai bahan pangan atau farmasi