Penjadwalan Perawatan Dengan Metode Rcm (Reliability Centered Maintenance) Ii Di Unit Pengemasan Cv Cita Nasional Salatiga, Jawa Tengah
Main Author: | Bimantoro, Faiz Dimi |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/181584/1/FAIZ%20DIMI%20BIMANTORO%20%282%29.pdf http://repository.ub.ac.id/181584/ |
Daftar Isi:
- Mesin merupakan suatu alat yang dapat membantu dan meringankan kerja manusia. Jika pemakaian mesin dioperasikan secara terus menerus, maka mesin memungkinkan untuk mengalami kerusakan. Mesin juga memungkinkan untuk berhenti secara tidak sengaja karena kerusakan yang dialaminya. Keadaan saat suatu mesin atau sistem berhenti bekerja dikarenakan oleh adanya kerusakan (failure) disebut downtime. CV Cita Nasional Salatiga Jawa Tengah merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pengolahan susu pasteurisasi dan yoghurt. Dalam proses pengemasannya, perusahaan ini sering mengalami produk cacat yang disebabkan karena mesin pengemasan yang mengalami kerusakan dalam menjalankan operasinya. Metode RCM II diaplikasikan untuk melakukan penjadwalan perawatan pada mesin pengemasan sehingga downtime dapat dikurangi. Pengolahan data kualitatif dilakukan menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) sedangkan untuk data kuantitatif menggunakan Reliability Centered Maintenance (RCM) II yaitu Mean Time To Repair (MTTR) dan Mean Time To Failure (MTTF). Penelitian ini menunjukkan bahwa mesin pengemasan cup memiliki 3 komponen kritis yaitu cutter, heater, dan sensor tanggal. Waktu perawatan awal sebelum penerapan interval perawatan optimal untuk komponen cutter, heater dan sensor tanggal berturut-turut adalah selama 588,97 jam, 686,47 jam, dan 1514,58 jam. Setelah diterapkan interval perawatan optimal, maka waktu perawatan untuk komponen cutter, heater dan sensor tanggal berturut-turut adalah selama 520,70 jam, 645,29 jam, dan 1461,15 jam. Total cost maintenance berkurang sebesarxii 88,97% untuk komponen cutter, 86,44% untuk komponen heater, dan 82,32% untuk komponen sensor tanggal. Peningkatan keandalan sebesar 24,51% untuk komponen cutter, 12,98% untuk komponen heater, dan 6,28% untuk komponen sensor tanggal.