Isolasi, Seleksi, Dan Identifikasi Morfologi Khamir Toleran Panas (Thermotolerant Yeast) Isolat Lokal Jawa Timur Untuk Produksi Etanol
Main Author: | Charissani, Dayanta Mara |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/181425/1/DAYANTA%20MARA%20CHARISSANI%20%282%29.pdf http://repository.ub.ac.id/181425/ |
Daftar Isi:
- Pemanasan global dan penurunan produksi bahan bakar fosil mnjadi Permasalahan sentral yang terjadi di beberapa negara termasuk Indonesia. Pengembangan lebih lanjut tentang energi terbarukan dari biomassa, seperti etanol, bermanfaat untuk menggantikan penggunaan energi berbasis bahan bakar fosil. Etanol adalah energi alternatif yang menjanjikan yang dihasilkan dari fermentasi bahan organik yang kaya akan selulosa, hemiselulosa atau biomassa lignoselulosa. Khamir dapat mengubah berbagai gula sederhana menjadi etanol. Khamir tahan panas adalah target penting untuk produksi etanol yang efektif di negara-negara tropis yang memiliki suhu rata-rata harian yang tinggi sepanjang tahun. Keuntungan dari khamir tahan panas tidak hanya mengurangi risiko kontaminasi tetapi juga dapat mengurangi biaya operasional selama industri komersil. Penelitian ini menggunakan 30 sampel dari tanah, air, bunga, buah, dan makanan fermentasi yang diambil dari Jawa Timur. Khamir tahan panas diisolasi menggunakan media YPD dan diinkubasi selama 2 hari pada suhu 37 oC untuk mendapatkan kultur tunggal. Isolat tersebut kemudian ditumbuhkan pada suhu 37 oC, 40 oC, 43 oC, dan 46 oC. Identifikasi morfologi secara mikroskopis dan makroskopis dilakukan pada isolat yang tumbuh pada suhu 37 oC. Dua parameter dianalisis termasuk kerapatan sel dan konsentrasi etanol pada 3, 6, 9, 12, 24, 48, 72 dan 96 jam pada masing-masing sampel. Perlakuan terbaik dipilih berdasarkan tingkat toleransi khamir terhadap suhu tinggi dan konsentrasi etanol yang dihasilkan dalam proses fermentasi dibandingkan dengan isolat kontrol Kluyveromyces marxianus DMKU3-1042 dan UB5. Semua percobaan fermentasi dilakukan tiga kali pengulangan.viii Hasil penelitian menunjukkan bahwa dua isolat AITUB3-9 dan AITUB3-21 dipilih karena kemampuannya untuk tumbuh dengan baik pada suhu 46 oC. Analisis lebih lanjut tentang kepadatan sel juga menunjukkan bahwa AITUB3-9 memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan UB5 dan AITUB3-21. AITUB3-9 juga memiliki konsentrasi etanol tertinggi 4,74% dibandingkan dengan isolat lainnya.