Induksi Kolkisin Terhadap Fenotip Dan Jumlah Kromosom Tanaman Bawang Merah (Allium Ascalonicum L.) Varietas Tuk-Tuk

Main Author: Perdana, Tito Yudha
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/179385/1/TITO%20YUDHA%20PERDANA%20%282%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/179385/
Daftar Isi:
  • Bawang merah merupakan salah satu komoditi tanaman golongan sayuran jenis umbi umbian yang termasuk kedalam tanaman semusim yang memiliki banyak kegunaan. Selain itu bawang juga sebagai salah satu komoditas yang mempunyai potensi sebagai penghasil devisa Negara (Riyanti, 2011). Bawang merah dibutuhkan sebagai bahan pangan yang meningkat dari tahun ke tahun yang cukup signifikan. Salah satu usaha untuk meningkatkan produksi dan kualitas tanaman bawang merah ialah menggunakan induksi mutagen Tidak stabilnya produktivitas bawang merah di sebabkan karena kapasitas lahan yang semakin berkurang. Salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas bawang merah dengan cara mutagen kimia. Penggunaan induksi mutagen kimia dalam pengaplikasiannya mampu meningkatkan bobot serta lahan yang ada menjadi efisien, salah satu mutagen kimia ialah kolkisin. Kolkisin merupakan alkaloid toksik dan karsinogenik yang aman digunakan dibawah 1%, dapat diperoleh melalui ekstrak tanaman Colchicum autumnale, kolkisin biasa dipakai pada bidang biologi dan pertanian yang bertujuan untuk menghasilkan sel poliploidi buatan sehingga hasil nya akan membuat bawang merah memiliki fenotip yang berbeda, karena sifat poliploidi akan memiliki ukuran morfologi yang lebih besar daripada tanaman diploid (Suminah, 2002). Penggunaan kolkisin dibawah dosis 1% ini dapat mengurangi penggunaan lahan juga dapat meningkatkan efisiensi setiap panen. Dengan demikian penggunaan kolkisin pada produksi bawang merah dapat mengurangi penggunaan lahan yang cenderung menurun. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kombinasi konsentrasi dan lama perendaman yang memberikan hasil yang terbaik pada tanaman bawang merah (Allium Ascalonicum L.) varietas Tuk-Tuk. Hipotesis yang disajikan ialah dengan pemberian kolsikin dengan konsentrasi dibawah 1% mampu menghasilkan fenotip yang berbeda dengan non pemberian kolkisin, serta pemberian kolkisin pada biji memberikan hasil kromosom yang berbeda pada akar Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang pada bulan Agustus hingga November 2017. Penelitian menggunakan rancangan yang digunakan merupakan rancangan acak kelompok lengkap pola faktorial 2 faktor. Faktor pertama terdiri dari konsentrasi kolkisin dengan 5 taraf : kontrol ; 0.25% ; 0.50% ; 0.75% ; dan 1%. Faktor kedua adalah lama perendaman dengan 2 taraf, 3 jam dan 6 jam. Masing masing perlakuan diulang 3 kali dengan setiap perlakuan terdiri dari 10 polybag sehingga terdapat 300 tanaman. Variabel pengamatan yang digunakan adalah tinggi tanaman, laju pertumbuhan, panjang akar, berat akar, berat daun, berat umbi, diameter umbi, dan jumlah kromosom pada akar. Analisa data menggunakan analisis ragam (ANOVA), apabila terdapat pengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5%. Hasil yang didapatkan tidak adanya perbedaan yang timbul terhadap fenotip setelah diberikannya perlakuan Kolkisin baik yang 3 jam maupun 6 jam serta hasil kromosom pada akar tidak dapat diamati.