Potensi Semanggi Air (Marsilea crenata) dalam Memperbaiki Spermatogenesis dan Kualitas Sperma Tikus (Rattus norvegicus) Setelah Pemberian Monosodium Glutamat (MSG)

Main Author: Anzila, Ivakhul
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/177560/1/Ivakhul%20Anzila%20%282%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/177560/
Daftar Isi:
  • Semanggi air (Marsilea crenata) mengandung banyak senyawa-senyawa antioksidan yang berperan sebagai penghambat efek negatif dari radikal bebas. Pemberian monosodium glutamat (MSG) yang berlebihan dapat meningkatkan pembentukan radikal bebas di dalam tubuh khususnya pada organ testis dan epididimis. Radikal bebas yang berlebihan dapat mengganggu proses spermatogenesis yang berdampak pada penurunan kualitas sperma. Adanya pemberian semanggi air dengan kandungan antioksidan yang tinggi diharapkan mampu menghambat reaktifitas radikal bebas di dalam testis maupun epididimis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi semanggi air dalam memperbaiki gangguan spermatogenesis dan kualitas sperma tikus setelah pemberian MSG. Uji aktivitas antioksidan ekstrak etanol semanggi air meliputi persentase penghambatan dan IC50 yang dianalisis menggunakan metode diphenyl picrylhydrazyl (DPPH). Penelitian ini menggunakan 32 ekor tikus jantan strain Wistar (berumur 3-4 bulan dengan berat badan 200-350 gram) dan ekstrak etanol semanggi air. Hewan coba dibagi menjadi 8 kelompok (4 ekor tiap kelompok) yaitu K- (perlakuan tanpa MSG dan ekstrak semanggi air), M (perlakuan MSG), S1 (perlakuan ekstrak semanggi air dosis 0,216 mg/g BB), S2 (perlakuan ekstrak semanggi air dosis 0,432 mg/g BB), S3 (perlakuan ekstrak semanggi air dosis 0,648 mg/g BB), MS1 (perlakuan MSG dan S1), MS2 (perlakuan MSG dan S2), dan MS3 (perlakuan MSG dan S3). MSG dosis 4 mg/g BB diberikan setiap hari secara oral selama 45 hari, sedangkan ekstrak semangi air diberikan selama 30 hari setelah pemberian MSG selama 15 hari. Pada hari ke 46, tikus didislokasi leher untuk diambil organ cauda epididimis dan testis. Cauda epididimis dalam NaCl 0,9% dicacah pada cawan petri dan cairan semen diambil untuk analisis kualitas sperma. Testis dicuci dengan Phosphate Buffer Saline (PBS) dan difiksasi dengan formalin 10% kemudian digunakan untuk pembuatan preparat histologi testis dengan pewarnaan Hematoxilin-Eosin (HE). Parameter yang diamati adalah aktivitas antioksidan ekstrak semanggi air, histologi testis (meliputi diameter tubulus seminiferus (DTS), tebal epitel germinal (TEG), dan jumlah sel spermatogenik (spermatogonia, spermatosit, dan spermatid)), dan kualitas sperma (meliputi motilitas, viabilitas, konsentrasi dan abnormalitas morfologi sperma). Data yang diperoleh berupa rata-rata ± Standart Eror (SE) dianalisis menggunakan SPSS 16 for Windows dengan One-way ANOVA. Jika menunjukkan perbedaan yang bermakna (p≤0,05), maka dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada persentase penghambatan semanggi air tertinggi pada konsentrasi 60 ppm sebesar 85,62%, sedangkan pada larutan vitamin C tertinggi pada konsentrasi 15 ppm sebesar 92,40%. IC50 semanggi air dengan konsentrasi sebesar 33,68 ppm tergolong sangat kuat dalam menetralkan aktifitas radikal DPPH. Semanggi air yang diberikan pada tikus sehat (S1, S2, dan S3) maupun yang terpapar MSG (MS1, MS2, dan MS3) dapat meningkatkan DTS, TEG, dan jumlah sel spermatogenik. DTS dan TEG tertinggi pada kelompok S3 yaitu 260,02±3,43 μm dan 54,19±0,51 μm jika dibandingkan K- yaitu 250,09±2,57 μm dan 50,33±0,88 μm. Sedangkan, jika dibandingkan M (sebesar 214,69±2,04 μm dan 45,81±0,05 μm) maka DTS dan TEG tertinggi pada kelompok MS3 yaitu 270,01±5,97 μm dan 52,84±0,53 μm. Jumlah sel spermatogonia, spermatosit, dan spermatid tertinggi pada kelompok S3 dengan jumlah 68, 79, dan 190 sel disusul MS3 yaitu 59, 69, dan 162 sel berturut-turut dan terendah pada kelompok M (yaitu 46, 54, dan 113 sel) jika dibandingkan K- (yaitu 58, 64, dan 163 sel). Pemberian semanggi air juga dapat meningkatkan motilitas, viabilitas, dan konsentrasi sperma tikus sehat (S3) menjadi 60,00±4,56 %; 71,07±2,91 %; dan 81,88±4,94 106/ml berturut-turut, sedangkan pada tikus yang terpapar MSG (MS3) menjadi 75,00±4,08 %; 74,99±3,17 %; dan 80,00±3,23 juta/ml berturut-turut. Selain itu, semanggi air juga menurunkan abnormalitas morfologi sperma pada tikus sehat (S3) menjadi 5,99±0,35 %, sedangkan pada tikus yang terpapar MSG (MS3) menjadi 4,80±0,30 %. Kesimpulan menunjukkan bahwa ekstrak etanol semanggi air dosis 0,648 mg/g BB sangat signifikan meningkatkan proses spermatogenesis dan lebih efektif meningkatkan kualitas sperma tikus setelah pemberian MSG.