Collaboratve Governance Dalam Pengelolaan Destinasi Wisata Adat di Desa Lingga Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo
Main Author: | Sazaly, Muammar |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/176437/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini menggambarkan praktik Collaborative Governance Dalam Pengelolaan Destinasi Desa Adat di Desa Lingga Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo. Tujuan dilakukkannya penelitian tersebut adalah untuk mengetahui bagaimana proses Collaborative Governance beserta faktor pendukung dan penghambat dalam pengelolaan destinasi wisata adat Desa Lingga. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif.Penelitian ini menggunakan teori Collaborative Governance Ansel and Gash. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses Collaborative Governance di Desa Lingga telah memenuhi kriteria yang telah disebutkan oleh Anseland Gash, di mana terdapat forum yang dibawah naungan oleh lembaga publik yaitu pemerintah Kabupaten Karo dan Desa Lingga, dimana terdapat peserta yang tergolong dalam aktor non negara sekaligus yang memprakasai kegiatan ialah WMF, BWS, serta masyarakat Desa Lingga yang ikut andil dalam program restorasi budaya. Dalam prosesnya justru memiliki kecenderunganyang tidak berhasil. Hal itu disebabkan oleh lima indikator dalam menganalisis proses Collaborative Governance yang tidak dapat mencari alternatif jalan keluar ketika ketidakseimbangan kekuasaan serta riwayat antagonis dan kerjasama terjadi, insentif untuk berpartisipasi yang minim, serta tidak menciptakan kepemimpinan yang fasilitatif dari setiap aktor yang terlibat. Adapaun faktor penghambat lainnya ialah bagaimana pengaturan masalah, pengaturan arah dan tahap implementasi yang matang sehingga proses tersebut tidak mencapai hasil maksimum dari idealnya Collaborative Governance. Dalam penelitian ini menunjukkan, tahapan Collaborative yang buruk dikarenakan tidak dapat menjangkau substansi manfaat dari proses tersebut.