Hubungan Lingkar Lengan Atas dengan Gula Darah Puasa Pada Pralansia dan Lansia di Posyandu Lansia RW 10 Merjosari Kota Malang
Main Author: | Hamidah, Anisah |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/176079/1/Anisah%20Hamidah.pdf http://repository.ub.ac.id/176079/ |
Daftar Isi:
- Indonesia berada di peringkat 7 dengan penderita DM tertinggi di dunia dan menempati peringkat 4 dari 10 prevalensi penyakit tertinggi di Kota Malang. Obesitas merupakan salah satu faktor risiko penting Diabetes Melitus. IMT umum digunakan untuk mengetahui status gizi. Massa otot yang menurun pada lansia lebih mampu digambarkan oleh LILA dibandingkan dengan IMT. Lansia cenderung memiliki lingkar lengan atas rendah yang mengindikasikan rendahnya massa otot. Massa otot yang rendah akan mempengaruhi metabolisme glukosa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan lingkar lengan atas dengan gula darah puasa. Gula darah puasa dinilai melalui metode enzimatik heksokinase serta pengukuran antropometri lingkar lengan atas pada pertengahan titik akromion dan olekranon. Analisis statistik menggunakan uji korelasi spearman dilakukan untuk mengetahui hubungan LILA dan GDP pada pra lansia dan lansia. 58 responden berpartisipasi dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lansia di Posyandu Lansia RW 10 Merjosari Kota Malang 89,7% tergolong memiliki GDP normal. Sebesar 55,2% lansia memiliki status gizi normal berdasarkan lingkar lengan atas. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan lingkar lengan atas dengan gula darah puasa pada lansia di Posyandu Lansia RW 10 Merjosari Kota Malang (p=0,605 , p>0,05). Tidak adanya hubungan antara LILA dengan GDP diduga karena LILA tidak mampu menggambarkan massa otot pada seseorang, serta penilaian GDP tidak mampu menggambarkan resistensi insulin pada lansia.