Gegar Budaya Pada Tokoh Utama dalam Film Tokyo Fiancée karya Sutradara Stefan Liberski
Main Author: | Yunitasari, Dwi Elok |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/174821/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini membahas mengenai gegar budaya yang dialami oleh tokoh Amélie dalam film Tokyo Fiancée (2014) karya Sutradara Stefan Liberski. Gegar budaya adalah suatu keadaan yang dialami individu ketika memasuki lingkungan baru dengan budaya yang berbeda, kemudian menimbulkan kecemasan dan ketidaknyamanan bagi individu tersebut (Irwin, 2007). Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tahapan gegar budaya yang dialami tokoh utama Amélie selama di Jepang dalam Film Tokyo Fiancée. Penelitian ini menggunakan data berupa dialog dan adegan dalam Film Tokyo Fiancée. Adapun sumber penelitian yang digunakan adalah sumber utama (film) dan data-data pendukung berupa buku, jurnal maupun situs internet. Landasan teori yang digunakan adalah teori gegar budaya menurut Kalervo Oberg (1960), yang menjelaskan terdapat empat fase dalam gegar budaya. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan pemaparan hasil yang deskriptif. Hasil yang diperoleh adalah, bahwa tokoh utama Amélie mengalami tahapan gegar budaya dalam empat fase sesuai dengan teori yang digunakan. Fase pertama yaitu honeymoon, hal itu tergambar melalui rasa bahagia dan antusiasme ketika Amélie berada di Jepang. Fase kedua yaitu fase krisis, Amélie mengalami permasalahan yang ditandai dengan timbulnya,rasa frustasi dan cemas ketika dihadapkan dengan budaya baru. Fase selanjutnya yang dialami Amélie adalah fase penyesuaian, yang ditandai dengan penyesuaian diri dengan budaya baru di Jepang. Fase terakhir yaitu fase penguasaan, yang memandang bahwa perbedaan budaya adalah suatu cara hidup yang lain. Penulis menyarankan untuk penelitian selanjutnya, dapat meneliti mengenai ekranisasi dan gegar budaya novel Ni d'Ève ni d'Adam tahun 2007 karya Amélie Nothomb ke dalam film Tokyo Fiancée tahun 2014 karya sutradara Stefan Liberski.