Pengaruh Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit dan Pupuk Anorganik pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Pulut (Zea mays ceratina)
Main Author: | Hutapea, Matthew Nicholas Fransiskus |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/173359/ |
Daftar Isi:
- Jagung (Zea mays L.) ialah komoditas tanaman sumber karbohidrat dan protein yang kaya akan komponen pangan fungsional, termasuk serat pangan yang dibutuhkan tubuh yaitu asam lemak essensial, isoflavon, mineral, antosianin, betakaroten, komposisi asam amino essensial, dan lainnya (Suami dan Yasin 2011). Salah satu jagung yang dikembangkan adaJah jagung ketan I jagung pulut (Zea mays ceratina). Produktivitas jagung menurut BPS Jatim dari tahun 2014-2017 senilai 4,77 ton ha-1, 5,05 ton ha-1, 5,07 ton ha-1, dan 5,04 ton ha-1. Kenaikan disebabkan upaya intensifikasi yaitu penambahan pupuk anorganik yang dinilai mengandung unsur hara dalam jumlah besar sehingga dapat dimanfaatkan oleh tanaman namun pengunaan berlebihan menyebabkan kerusakan tanah secara fisika, kimia, maupun biologi. Upaya yang dapat dilakukan untuk menangani kerusakan tanah adalah dengan penambahan bahan organik. Peranan bahan organik mampu melepas hara secara bertahap dan mengandung beberapa bahan yang dapat memperbaiki kesuburan tanah. Tandan kosong kelapa sawit sebagai pupuk organik memiHki kandungan nutrisi C (35%), N (2,34%), C/N Ratio 15, P (0,31}, K (5,53), Mg (0,96%), dan air (52o/o). Tujuan dari penelitian ialah memperoleh kombinasi kompos TKKS (Tandan Kosong Kelapa Sawit) dan pupuk anorganik terbaik untuk meningkalkan pertumbuhan dan basil tanaman jagung pulut. Hipotesis penelitian adalah perlakuan 20 t ha-1 + 2/3 pupuk anorganik memberikan basil jagung pulut terbaik. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Mei 2019 di kebun percobaan Fakultas Pertanian Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan. Alat yang digunakan ialah cangk:ul, gembor, sabit, penggaris, roll meter, tali rafia, sprayer, Leaf Area Meter (LAM), SP AD (Soil Plant AnaJysis Development), timbangan, alat tulis, dan kamera. Bahan yang digunakan ialah kompos TKKS (Tandan Kosong Kelapa Sawit), SP-36, Urea, KCI, bibitjagung pulut Arumba, insektisida Demolish, insektisida Curacron, fungisida Emperor, dan fungisida Antracol. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) menggunakan 9 perlakuan dimana perlakuan 0 dengan kompos TICKS 0 ton ha-1 - 1 bagian pupuk anorganik standar, perlakuan 1 dengan kompos TKKS 5 ton ba-1 + 1/3 pupuk anorganik standar, perlakuan 2 kompos TKKS 5 ton ha·T - 213 pupuk anorganik standar, perlakuan 3 kompos TICKS 10 ton ha-1 + 1/3 pupuk anorganik standar , perlakuan 4 kompos TKKS 10 ton ha-1 + 2/3 pupuk anorganik standar, perlakuan 5 kompos TKKS 15 ton ha-1 + 1/3 pupuk anorganik standar , perlakuan 6 kompos TKKS 15 ton ha·1 + 2/3 pupuk anorganik standar, perlakuan 7 kompos TKKS 20 ton ha-1 + 1/3 pupuk anorganik standar , dan perlakuan 8 kompos TICKS 20 ton ha-1 + 213 pupuk anorganik standar. Masing-masing perlakuan menggunakan ulangan sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 27 perlakuan. Pengamatan yang dilakukan terbagi atas pengamatan pertumbuhan (tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, dan jumlah klorofil), dan komponen basil (bobot segar tongkol berkelobot, bobot segar tongkol tanpa kelobot, panjang tongkol tanpa kelobot, clan basil panen per hektar). Data. pengamatan. yang didapatkan dianalisis mengguo.akan analisis ragam (Uji F) pada taraf 5%. Hasil analisis ragam yang berbeda nyata. dilanjutkan dengan uji BNJ dengan taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi pupuk kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) clan pupuk NPK tunggal perlakuan 8 kompos TKKS 20 ton ba-1 + 2/3 pupuk anorganik standar merupakan basil kombinasi terbaik karena mampu meningkatkan pertumbuhan jagung clan menghasilkan bobot buah paling tinggi yaitu sebesar 10,34 ton ha•1 atau lebih tinggi sebesar 11,12 % dari perlakuan 0 kompos TKKS 0 ton ha-1 + 1 bagian pupuk anorganik standar