Uji Bioaktivitas Ekstrak Biji Pepaya (Carica papaya L.) Terhadap Ulat Daun Kubis (Plutella xylostella L.)
Main Author: | Adviani, Indah Nur |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/173242/ |
Daftar Isi:
- Kubis adalah salah satu jenis sayuran yang digemari dan banyak dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat. Berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan data Badan Pusat Statistik 2014, produksi kubis ini mengalami penurunan yaitu sebesar 33.260 ton pada tahun 2014 yang salah satu penyebabnya adalah gangguan hama ulat daun Plutella xylostella (Lepidoptera:Plutellidae). Pelaksanaan perlindungan tanaman menggunakan sistem PHT salah satunya dengan pengendalian responsif menggunakan pestisida nabati. Pestisida nabati merupakan strategi alternatif dalam aplikasi pestisida yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan karena mudah terurai (biodegradable) di alam. Dalam pembuatan pestisida nabati dari ekstrak tanaman terdapat beberapa metode ekstraksi untuk memperoleh kandungan kimianya. Sehingga pada penelitian ini dilakukan Ekstraksi Biji Pepaya (EBP) dengan metode maserasi menggunakan pelarut metanol atau air. Tujuan dilaksanakannya penelitian ini yaitu untuk: 1) Mengetahui bioaktivitas EBP terhadap mortalitas larva P.xylostella; 2) Mengetahui bioaktivitas EBP terhadap penurunan aktivitas makan P.xylostella; dan 3) Mengetahui bioaktivitas EBP terhadap pembentukan pupa dan imago serta reproduksi P.xylostella. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Toksikologi Pestisida dan Laboratorium Hama Tumbuhan 2, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang. Pelaksanaan Penelitian dimulai November 2018 hingga Februari 2019. Penelitian ini terdiri 3 percobaan, yang pertama yaitu uji toksisitas dengan mengamati mortalitas larva P.xylostella menggunakan 9 perlakuan yang diulang sebanyak 4 kali yang terdiri dari: 1) Aplikasi EBP yang dilarutkan dengan pelarut metanol dengan konsentrasi 500 ppm; 2) Aplikasi EBP yang dilarutkan dengan pelarut metanol dengan konsentrasi 1000 ppm; 3) Aplikasi EBP yang dilarutkan dengan pelarut metanol atau dengan konsentrasi 1500 ppm; 4) Aplikasi EBP yang dilarutkan dengan pelarut metanol dengan konsentrasi 2000 ppm; 5) Aplikasi EBP yang dilarutkan dengan pelarut air dengan konsentrasi 500 ppm; 6) Aplikasi EBP yang dilarutkan dengan pelarut air dengan konsentrasi 1000 ppm; 7) Aplikasi EBP yang dilarutkan dengan pelarut air dengan konsentrasi 1500 ppm; 8) Aplikasi EBP yang dilarutkan dengan pelarut air dengan konsentrasi 2000 ppm; 9) Aplikasi EBP dengan konsentrasi 0 ppm (kontrol). Percobaan kedua yaitu uji EBP terhadap penurunan aktivitas makan larva P.xylostella dengan menimbang berat pakan dan menghitung selisih antara berat pakan awal dan akhir. Percobaan ketiga yaitu uji EBP terhadap pembentukan pupa dan imago serta reproduksi P.xylostella yang dilakukan dengan menghitung banyaknya pupa atau imago yang terbentuk dari total awal serangga uji, sedangkan reproduksi P.xylostella yaitu dengan mengitung jumlah telur yang diletakkan dan banyaknya telur yang menetas. Dalam percobaan uji mortalitas dan penurunan aktivitas makan larva P.xylostella dilakukan secara bersamaan, percobaan ketiga dengan mengamati pembentukan pupa dan imago eklosi serta reproduksi P.xylostella yang telah terpapar EBP. Analisis data dengan ANOVA pada Microsoft Excel dan menggunakan Analisis Probit dengan bantuan software Hsin Chi (1997), sehingga diperoleh nilai LC50 dan LT50. Jika hasilnya berbeda nyata pada tiap perlakuan maka diuji lanjut menggunakan Uji DMRT pada taraf kepercayaan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak biji pepaya memiliki sifat racun terhadap mortalitas P.xylostella pada konsentrasi 2000 ppm dengan persentase mortalitas tertinggi sebesar 51,01% pada ekstraksi dengan pelarut metanol dan 56,70% pada ekstraksi dengan pelarut air. Nilai LC50 ekstraksi dengan pelarut metanol sebesar 2.122 ppm dan nilai LT50 tidak didapat dikarenakan melebihi konsentrasi yang diujikan. Sedangkan nilai LC50 ekstraksi dengan pelarut air sebesar 1.668 ppm dan nilai LT50 sebesar 64,049 jam. Pada konsentrasi 2000 ppm dapat menghambat aktivitas makan dengan kriteria sedang hingga mencapai 66,54% pada ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan 45,80% pada ekstraksi menggunakan pelarut air. EBP mampu menurunkan pembentukan pupa dengan konsentrasi 2000 ppm pada ekstraksi menggunakan pelarut metanol sebesar 58,36% dan ekstraksi menggunakan pelarut air sebesar 62,78%. Selain itu, EBP juga mampu menurunkan imago eklosi pada konsentrasi 2000 ppm dengan ekstraksi menggunakan pelarut metanol sebesar 65,72% dan ekstraksi menggunakan pelarut air sebesar 62,78%. Selanjutnya EBP mampu menurunkan jumlah telur yang diletakkan imago betina P.xylostella pada konsentrasi 2000 ppm dengan ekstraksi menggunakan pelarut metanol sebesar 84,50% dan ekstraksi menggunakan pelarut air sebesar 93,29%. EBP mampu menghambat fertilitas telur pada konsentrasi 2000 ppm dengan ekstraksi menggunakan pelarut metanol sebesar 88,18% dan ekstraksi menggunakan pelarut air sebesar 81,74%.