Analisa Kerjasama Safe Mekong Joint Operation Dalam Mengatasi Masalah Narkotika Di Wilayah Sungai Mekong Tahun 2011-2017

Main Author: Rugun, Debora Aisgner
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/163411/1/Debora%20Aisgner%20Rugun.pdf
http://repository.ub.ac.id/163411/
Daftar Isi:
  • Perdagangan narkotika merupakan sebuah fenomena internasional yang menjadi konsen utama negara-negara. Asia Tenggara dengan keberadaan Golden Triangle pun tidak luput dari masalah perdagangan narkotika. Golden Triangle sebagai salah satu titik perdagangan narkotika tersibuk di dunia dan produsen opium terbesar kedua di dunia juga menyebabkan negara-negara yang berada di sekitarnya melihat perdagangan narkotika sebagai salah satu konsen utama negara. Sungai Mekong, sebagai sungai yang mengaliri kawasan Golden Triangle menjadi jalur utama pergerakan perdagangan narkotika di kawasan tersebut. Karena itu, negaranegara di sekitar Sungai Mekong bersepakat untuk melakukan kerjasama atas kesadaran akan dibutuhkannya kerja gabungan untuk mengatasi masalah narkotika di kawasan tersebut. Negara-negara yang terdiri dari Cina, Thailand, Laos, Myanmar, Kaamboja dan Vietnam tersebut lalu membentuk sebuah kerjasama yang disebut Safe Mekong Joint Operation sebagai upaya mengatasi masalah narkotika di kawasan tersebut. Melalui kerjasama tersebut, negara-negara yang terlibat melakukan pertukaran informasi, pelatihan bersama, pendirian pusat koordinasi, patroli gabungan, hingga pertemun rutin. Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk meneliti kerjasama Safe Mekong Joint Operation yang banyak dilihat secara optimis oleh pihak negara-negara yang berada di sekitar Sungai Mekong. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan konsep Cross-Border Cooperation oleh Sonya Gerfert untuk mengkaji bagaimana kerjasama Safe Mekong Joint Operation ini dilaksanakan.