Penjadwalan Produksi pada Proses Stamping Press untuk Meminimasi Work in Process (WIP)
Main Author: | Saputra, Bryan Ramadhan |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/162818/ |
Daftar Isi:
- PT. Rimba Kencana merupakan sebuah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang karoseri. Salah satu produk utama yang dihasilkan oleh PT. Rimba Kencana ialah kursi bus. Dalam menjalankan produksinya, salah satu lini produksi yang ada pada PT. Rimba Kencana ialah lini produksi stamping press. Pada lini ini terdapat permasalahan yaitu kurang seimbangnya jumlah operator yang hanya 7 dan mesin yang digunakan ialah 20 sehingga menyebabkan beberapa mesin idle. Lalu untuk penjadwalan produksi pada lini tersebut, terdapat Work in Process (WIP) yang cukup besar yaitu 46 part dari total 67 part dikarenakan penjadwalan saat ini yang dilakukakan perusahaan menggunakan aturan EDD yang dirasa kurang tepat. Hal ini dapat merugikan perusahaan karena dapat mengganggu jalannya produksi. Pada penelitian ini, untuk penambahan jumlah operator yang tidak seimbang dengan jumlah mesin yang ada dilakukan dengan menghitung nilai utilitas operator berdasarkan penjadwalan yang dilakukan. Dengan perhitungan ini akan mendapatkan hasil yaitu jumlah operator agar sesuai target dengan perbandingan nilai utilitas operator untuk setiap penambahan jumlah operator. Lalu untuk perbaikan penjadwalan produksi sendiri menggunakan aturan Short Processing Time (SPT) secara heuristik untuk meminimasi mean flow time. Dengan meminimasi mean flow time (F ̅ ), maka akan dapat meminimasi WIP yang ada. Penjadwalan yang dilakukan pada penelitian ini ialah penjadwalan produksi part sesuai output produk pada lini produksi stamping press. Penjadwalan produksi dengan aturan SPT ini dilakukan dengan menggunakan algoritma yang dibuat berdasarkan beberapa aturan tambahan. Dalam penelitian ini dilakukan penjadwalan sebanyak dua kali yaitu penjadwalan berdasarkan jumlah operator saat ini dan penjadwalan berdasarkan jumlah operator sesuai target. Kedua penjadwalan tersebut disusun berdasarkan algoritma dan didapatkan hasil yaitu urutan operasi penjadwalan, nilai mean flow time, nilai WIP, dan penyajian dalam bentuk gantt chart. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk perbaikan jumlah operator agar sesuai target yaitu sebanyak 10 operator. Hal ini dikarenakan berdasarkan hasil perhitungan utilitas dengan 10 operator memiliki utilitas 70% lebih kecil dibanding 7 operator sebesar 98%. Oleh karena itu penempatan 10 operator dapat dikatakan optimal untuk menangani 20 mesin pada lini produksi stamping press. Lalu untuk penjadwalan produksi, didapatkan perbandingan hasil antara penjadwalan produksi berdasarkan 7 operator dan penjadwalan produksi berdasarkan 10 operator. Dari kedua penjadwalan tersebut didapatkan hasil untuk penjadwalan 7 operator masih terjadi keterlambatan produksi dibandingkan penjadwalan 10 operator yang tidak ada keterlambatan produksi. Lalu dari penjadwalan 7 operator ke penjadwalan 10 operator untuk nilai rata-rata waiting time turun sebesar 42,15% akan tetapi nilai rata-rata waktu proses naik sebesar 0,35%. Setelah itu juga didapatkan mean flow time dari penjadwalan 7 operator sebesar 1742,42 menit, dimana turun 9,31% pada penjadwalan 10 operator dengan mean flow time sebesar 1580,12 menit. Selain itu rata-rata WIP perusahaan yang awalnya 46 part atau job turun ketika dilakukan perbaikan dengan aturan SPT dimana berdasarkan penelitian ini penjadwalan 7 operator memiliki WIP 35 job sedangkan penjadwalan 10 operator memliki WIP yang lebih rendah yaitu sebesar 33 job.