Peran Nilai Sosial Budaya North-South Corridor terhadap Aglomerasi Ekonomi di Jawa Timur

Main Author: Sakti, RachmadKresna
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2010
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/160695/
Daftar Isi:
  • Terdapat dua hal yang seringkali menjadi ciri menonjol dari kegiatan perekonomian secara spasial, yaitu adanya konsentrasi dan ketimpangan. Sebagian ahli ekonomi regional berpendapat bahwa konsentrasi akan terus terjadi sehingga akan memunculkan perluasan wilayah metropolitan. Sebagian yang lain berpandangan bahwa konsentrasi kegiatan ekonomi tersebut pada skala tertentu akan terpecah dan tersebar ( deconcentration ). Di Jawa Timur, terbentuk fenomena spasial yaitu apa yang disebut sebagai The North-South Corridor . Terbentuknya koridor tersebut (dapat diperkirakan) disebabkan oleh tipologi budaya di Jawa Timur. Berpijak kepada fenomena tersebut, penelitian ini berusaha menjawab pertanyaan berikut, (1) Apakah terjadi interaksi antara dimensi ekonomi dan dimensi sosial budaya (masyarakat setempat), sehingga terbentuk karakter aglomerasi North-South Corridor . (2) Bagaimana rincian dimensi sosial budaya tersebut berinteraksi dengan dimensi ekonomi. (3) Bagaimana bentuk model interaksi sosial budaya dan ekonomi di Jawa Timur, sebagai akibat pengaruh aglomerasi North-South Corridor. Tujuan penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan interaksi antara dimensi ekonomi dan dimensi sosial budaya (masyarakat setempat), sehingga terbentuk aglomerasi North-South Corridor di Jawa Timur. (2) Memahami flow of mechanism rincian dimensi sosial budaya dalam berinteraksi dengan dimensi ekonomi. (3) Membangun model aglomerasi sosial budaya ekonomi North-South Corridor yang didalamnya memuat dimensi ekonomi yang berinteraksi dengan dimensi sosial budaya. Hasil-hasil dari penelitian ini adalah (1) Hasil deskripsi interaksi antara dimensi ekonomi dan dimensi sosial budaya di Jawa Timur adalah sebagai berikut : a. penjelasan lima unsur budaya Hofstede yang terdiri dari Power Distance Index (PDI), Uncertainty Avoidance Index (UAI), Individualism (IDV), Masculinity/Femininity (MAS), Long Term Orientation (LTO) ; b. pembagian wilayah empat komunitas besar di Jawa Timur yang terdiri dari komunitas Arek, Mataraman, Pandalungan dan Madura Pulau ; c. distribusi persentase PDRB di setiap wilayah pada masing-masing komunitas di Jawa Timur ; d. interaksi sosial budaya ekonomi menjadikan keragaman aglomerasi di setiap wilayah pada masing-masing komunitas di Jawa Timur ; e. ciri aglomerasi sosial budaya ekonomi di setiap wilayah pada masing-masing komunitas di Jawa Timur ; f. komunitas Arek sebagai faktor pendorong, diintegrasikan kepada ketiga komunitas lainnya (Mataraman, Pandalungan, Madura Pulau) melalui extended family ; g. Long Term Orientation (LTO), yang merupakan unsur budaya Hofstede, sebagai faktor pengikat dari keberagaman perilaku sosial budaya ekonomi keempat komunitas di Jawa Timur. (2) Pemahaman flow of mechanism dimensi sosial budaya yang diinteraksikan dengan dimensi ekonomi, mampu menjelaskan model spreading, yaitu model penularan nilai sosial budaya ekonomi komunitas Arek kepada tiga komunitas lainnya. (3) Dalam model spreading, perilaku komunitas Arek yang menjadi faktor pendorong perekonomian di Jawa Timur akan ditularkan kepada ketiga komunitas lainnya melalui proses akulturasi dan asimilasi (perkawinan). Pada akhirnya, hasil akulturasi dan asimilasi (aglomerasi komunitas Arek terhadap komunitas Mataraman, Pandalungan dan Madura Pulau) akan menjadikan kinerja ekonomi di Jawa Timur menjadi lebih baik.