Hubungan Antara Peningkatan Kadar Il-6 Dan Penurunan Il-10 Plasma Dengan Kondisi Frailty Pada Lansia

Main Author: Hastuti, DianaJeni
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/158584/
Daftar Isi:
  • Latar Belakang. Frailty merupakan sindroma geriatri yang semakin meningkat kejadiannya dan berpengaruh pada populasi lanjut usia. Penuaan memiliki ciri adanya kondisi peradangan sistemik ringan dan kronis yang disebut “inflamm-aging”. Sitokin peradangan IL-6 dan anti-peradangan IL-10 mungkin berhubungan dengan kondisi frailty dan penuaan. Tujuan. Untuk mengetahui hubungan antara kadar IL-6, IL-10 plasma, dan frailty. Metode. Data diambil berdasarkan sampling acak pada populasi lanjut usia di Kota Malang. Pada penelitian potong lintang didapatkan enam puluh lima orang berusia 65 tahun keatas. Frail didefinisikan dengan terdapatnya tiga atau lebih komponen seperti, kelambanan, kelemahan, kelelahan, aktivitas fisik rendah, penurunan berat badan. Robust adalah subjek penelitian tidak frail. Kadar IL-6 dan IL-10 plasma diukur menggunakan enzyme-linked immunosorbent assays yang tersdandarisasi. Hasil. Kadar IL-6 plasma pada subjek robust dan frail sebanyak 5.111 (3.940-6.025) pg/mL dan 4.876 (4.141-6.078) pg/mL dengan nilai p 0.524. Kadar IL-10 plasma pada subjek robust dan frail sebanyak 6.433 (2.371-14.143) pg/mL dan 7.257 (3.255-13.496) pg/mL. dengan nilai p 0.480. Tidak didapatkan hubungan bermakna antara kadar IL-6 dan IL-10 terhadap fenotip frailty (p 0.969, r 0.005 dan p 0.480, r 0.094). Hubungan bermakna terhadap kondisi frail didapatkan pada usia, tingkat pendidikan, MMSE, IMT, serta kadar CRP dengan IL-6. Kesimpulan. Pada penelitian ini tidak didapatkan hubungan antara peningkatan kadar IL-6 dan penurunan IL-10 serum dengan kondisi frailty. Hal ini menunjukan bahwa penanda peradangan tidak dapat dipakai sebagai penanda atau faktor resiko terjadinya kondisi frailty.