Strategi Pengelolaan Air Sungai di Sungai Metro Kecamatan Sukun Kota Malang

Main Author: Ali, Azwar
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2013
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/157616/
Daftar Isi:
  • Air merupakan sumber kehidupan bagi hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Peningkatan jumlah penduduk di sekitar sungai dapat mengakibatkan berubahnya kualitas ekosistem sungai. Hal ini ditandai dengan adanya perubahan penggunaan lahan di sekitar aliran sungai yang seharusnya diperuntukkan sebagai zona-lindung. Hal ini terjadi karena keterbatasan ketersediaan lahan, sehingga masyarakat memanfaatkan lahan sekitar aliran sungai sebagai kawasan terbangun-pemukiman. Berubahnya kawasan di sekitar sungai tersebut berdampak pada penurunan kualitas air sungai. Selain itu, dengan meningkatnya jumlah penduduk juga dapat meningkatkan kebutuhan akan air, baik dari segi kuantitas maupun kualitas air. Keadaan sebagian masyarakat yang melakukan aktivitas mandi dan mencuci di sungai juga berdampak terhadap penurunan kualitas air. Mengingat air dengan kualitas yang baik sangat diharapkan oleh masyarakat, untuk itu air sungai harus dijaga dan dimanfaatkan dengan baik agar tidak terjadi penurunan kualitas air dan tetap dapat dimanfaatkan sesuai dengan tingkat mutu air. Dengan menganalisis ekosistem sungai, persepsi dan perilaku masyarakat dalam memanfaatkan air sungai, kualitas air sungai dan daya tampung beban pencemaran air sungai, diharapkan dapat dirumuskan strategi pengelolaan air sungai yang lebih baik. Penelitian ini dilakukan untuk: (1) menganalisis ekosistem di sekitar Sungai Metro; (2) menganalisis persepsi dan perilaku masyarakat sekitar dalam memanfaatkan air sungai di Sungai Metro; (3) menganalisis kondisi kualitas air sungai dan daya tampung beban pencemaran air di Sungai Metro; dan (4) merumuskan strategi pengelolaan air sungai di Sungai Metro. Penelitian ini meggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif-kualitatif. Teknik Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi (studi literatur). Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif, analisis kualitas air dilakukan dengan membandingkan hasil pengujian kualitas air dengan baku mutu air sesuai kelas air, analisis daya tampung beban pencemaran air menggunakan metode sesuai Kepmen LH No. 110 Tahun 2003 yaitu metode Neraca Massa, analisis status mutu air menggunakan metode sesuai Kepmen LH No. 115 Tahun 2003 yaitu metode Indeks Pencemaran, dan analisis SWOT secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa ekosistem Sungai Metro dicirikan oleh adanya kawasan terbangun-pemukiman, sawah, semak belukar, padang rumput, tanah kosong, tegalan dan kebun. Jenis-jenis tumbuhan yang ada sekitar sungai adalah bambu, kamboja, sengon, angsana, flamboyan, pisang, kelapa, nangka, pepaya, kersen, belimbing, mangga, singkong, padi, jagung, terong. Permukiman yang berada di sekitar aliran sungai kebanyakan merupakan permukiman permanen, di beberapa lokasi permukiman bersifat semi permanen. Pengetahuan dan persepsi sebagian masyarakat yang mengartikan sungai sebagai tempat mandi dan mencuci, menandakan masih belum optimalnya upaya peningkatan pengetahuan masyarakat yang dilakukan oleh pemerintah daerah setempat, yang mana sumber pengetahuan masyarakat tentang sungai sendiri tidak didapat langsung dari pemerintah. Sehingga sebagian masyarakat menilai bahwa kualitas air sungai yang digunakan masih baik dan mereka telah memanfaatkan air sungai dengan baik. Sedangkan perilaku masyarakat sekitar, yang memanfaatkan air Sungai Metro sebesar 84,85 % dan yang tidak sebesar 15,15 %. Masih banyaknya masyarakat yang memanfaatkan air Sungai Metro untuk aktivitas MCK, pembuangan sampah dan air limbah disebabkan oleh kondisi sosial dan ekonomi masyarakat, kebiasaan dan jarak yang dekat dengan sungai. Kondisi kualitas air Sungai Metro untuk parameter DO pada stasiun 3 (2,9 mg/l) berada dibawah baku mutu air sesuai peruntukannya, dan untuk parameter BOD pada stasiun 2 (6,1 mg/l) dan stasiun 3 (6,25 mg/l) telah melebihi baku mutu air sesuai peruntukannya, yaitu baku mutu air kelas III berdasarkan Perda Provinsi Jatim No. 2 Tahun 2008. Hasil perhitungan daya tampung beban pencemaran air Sungai Metro di stasiun 4 (lokasi penentuan daya tampung beban pencemaran air) secara keseluruhan masih memenuhi baku mutu air kelas III berdasarkan PP RI No. 82 Tahun 2001. Sedangkan status mutu air pada stasiun 1 dan 2 masih dalam kondisi baik, namun pada stasiun 3 status mutu airnya mengalami cemar ringan. Berdasarkan analisis faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman), strategi yang menjadi prioritas dalam upaya pengelolaan air sungai yaitu dengan menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman yang ada dengan cara strategi diversifikasi, yang mana strategi tersebut meliputi lima alternatif starategi, yaitu: (1) meningkatkan upaya pencegahan dan pengawasan agar tidak terjadi alih fungsi lahan pada kawasan lindung sekitar sungai; (2) meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui penyuluhan tentang dampak negatif pemanfaatan air sungai; (3) meningkatkan sosialiasi peraturan-peraturan yang terkait dan memberikan sanksi yang tegas agar kesadaran masyarakat dalam mantaati dan mematuhi peraturan yang ada semakin baik; (4) meningkatkan upaya pengelolaan dengan menyediakan atau membangun sarana dan prasarana pendukung, dan (5) memperketat izin dan pengawasan pembuangan air limbah serta meningkatkan pemantauan air sungai dan pelarangan pembuangan sampah agar mampu mencegah penurunan kualitas air serta status mutu air sungai.