Dampak Kebijakan Proteksi Tarif dan Kuota Impor Beras terhadap Kinerja Perberasan Indonesia

Main Author: Hanjani, RaissaIndah
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2013
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/156008/
Daftar Isi:
  • Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Oleh karena itu beras mempunyai peran yang strategis dalam memantapkan ketahanan pangan, ketahanan ekonomi dan stabilitasi politik nasional (Suryana, 2001). Begitu pentingnya peranan beras sehingga menjadikan swasembada beras sebagai tujuan kebijakan nasional. Kenyataanya hingga saat ini keran impor beras masih membanjiri pasar domestik. Ketika musim panen raya tiba, beras impor yang lebih murah membanjiri tanah air sehingga harga gabah pun turun drastis (Suara Merdeka, 2002). Saat ini pengenaan bea masuk terhadap komoditas beras yang dilakukan oleh pemerintah hanya sebesar Rp. 450/Kg. Pengenaan tarif ini masih tergolong ringan jika dibandingkan dengan negara lain (Sood, 2010). Kebijakan proteksi impor yang masih sangat rendah akan mendorong semakin mudahnya beras impor masuk. Harga beras impor cenderung lebih murah karena tidak terproteksi oleh tarif impor sehingga akan mendorong harga beras dalam negeri menjadi murah. Kebijakan ini selalu merugikan petani karena turunnya harga beras mengakibatkan tidak tertutupnya biaya produksi petani beras. Hal ini menandakan bahwa kebijakan proteksi tarif maupun kuota impor di Indonesia masih sangat rendah sehingga dapat merugikan petani lokal. Sehingga dalam hal ini dirasa perlu untuk mengamati kebijakan proteksi pemerintah mengenai tarif dan kuota impor terhadap kinerja perberasan indonesia. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan menghasilkan pengertian yang lebih baik mengenai kebijakan proteksi tariff dan kuota impor beras sehingga dapat berguna untuk mengambil kebijakan dimasa mendatang yang diharapkan dapat mengurangi volume impor. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran beras, permintaan beras, impor beras, dan harga beras domestik di Indonesia, (2) Menganalisis dampak kebijakan tarif dan kuota impor beras nasional terhadap kinerja perberasan Indonesia. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan rentang waktu (time series) dari tahun 1980 sampai dengan tahun 2010. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif. Model yang dibangun dalam penelitian ini adalah model persamaan simultan. Model terdiri dari 10 peubah endogen dan 15 peubah eksogen dengan lag endogen sebesar 7 peubah. Berdasarkan ketentuan kriteria identifikasi model di atas maka semua persamaan struktural yang disusun dalam penelitian ini bersifat teridentifikasi berlebih ( overidentified ). Estimasi Model menggunakan Uji Autokorelasi, Pengujian Model menggunakan Uji F dan Koefisien Determinasi R 2 , Uji Stasioneritas Data dan yang terakhir Pengujian Penduga Parameter dengan Uji parsial (uji-t). Validasi model dilakukan dengan menggunakan Root Means Squares Error (RMSE) dan Theil`s Inequality Coefficient (U). Simulasi yang dilakukan diantaranya adalah tarif impor nol dengan justifikasi ketika indonesia memberlakukan liberaliasasi perdagangan, peningkatkan tarif impor sebesar 30 persen (kenaikan tarif impor yang pernah terjadi sejak kurun waktu 1980-2010 adalah 30 persen), kuota impor sama dengan nol (menghadapi liberalisasi), menaikan kuota impor sama dengan 5 persen (hasil rata-rata dari pemberlakuan kuota impor dari tahun 1980-2010) dan menurunkan kuota impor sebesar 30 persen (pemerintah mempunyai target untuk menurunkan kuota impor sebesar 30 persen). Hasil penelitian menunjukkan seluruh persamaan dalam model mempunyai nilai RMSPE lebih kecil dari 50 persen dan UTheil`s seluruh persamaan mempunyai nilai U lebih kecil dari 0.25 dengan demikian dapat dinyatakan bahwa model ini cukup baik digunakan sebagai model pendugaan sehingga didapatkan hasil analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran beras, permintaan beras, impor beras, dan harga beras domestik di Indonesia adalah: (1). Penawaran beras Indonesia dipengaruhi oleh produksi beras Indonesia, stok beras bulog, dan jumlah impor beras Indonesia, (2). Impor Beras Indonesia dipengaruhi signifikan secara positif oleh variabel permintaan beras dan dipengaruhi signifikan secara negatif oleh impor beras Indonesia, (3). Permintaan beras indonesia dipengaruhi signifikan secara positif oleh variabel jumlah penduduk Indonesia dan pendapatan penduduk Indonesia, (4). Harga beras domestik dipengaruhi signifikan secara positif oleh harga beras impor dan nilai tukar. Hasil simulasi dampak kebijakan tarif dan kuota impor beras nasional terhadap kinerja perberasan Indonesia adalah (1). Kebijakan memberlakukan tarif impor dan kuota impor sama dengan nol (dengan justifikasi ketika Indonesia memberlakukan liberaliasasi perdagangan) maka akan menurunkan penawaran dan meningkatkan permintaan hal ini akan menyebabkan jumlah impor menjadi semakin tinggi sehingga dikhawatirkan akan menyebabkan tingkat ketergantungan Indonesia pada pasar impor semakin besar dan mendorong harga beras dalam negeri menjadi murah, (2). Kebijakan memberlakukan peningkatan tarif impor sebesar 30 persen (dengan justifikasi karena kenaikan tarif impor yang pernah terjadi dari kurun waktu 1980-2010 adalah 30 persen) dan kebijakan menurunkan kuota impor sebesar 30 persen (dengan justifikasi pemerintah mempunyai target untuk menurunkan jumlah kuota impor sebesar 30 persen) maka penawaran akan meningkat sedangkan permintaan akan turun dengan begitu menyebabkan volume impor menjadi turun sehingga ketergantungan indonesia terhadap beras impor dapat lebih dikurangi dan akan menyebabkan harga beras domestik juga akan harga meningkat, (3). Kebijakan memberlakukan peningkatan jumlah kuota impor sebesar 5 perse