Kajian Kualitas Pakan Ikan Lele Berbentuk Pelet Dengan Memanfaatkan Limbah Pertanian Dan Slurry Biogas (Studi Pada Kelompok Budidaya Ikan Desa Garung, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan)
Main Author: | Nuraini, Syaifa |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/151437/1/Syaifa_Nuraini_135100300111007_Jurnal_Skripsi.pdf http://repository.ub.ac.id/151437/2/Syaifa_Nuraini_135100300111007_Tugas_Akhir.pdf http://repository.ub.ac.id/151437/ |
Daftar Isi:
- Agroindustri perikanan merupakan sektor yang cukup potensial untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Indonesia, salah satunya adalah sektor budidaya ikan lele. Ikan lele (Clarias sp.) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang banyak dibudiyakan, khususnya di Provinsi Jawa Timur. Ikan lele memiliki kandungan gizi yang bermanfaat bagi tubuh manusia, antara lain protein (17,7%), lemak (4,8%), mineral (1,2%), dan air (76 %). Desa Garung, Kecamatan Sambeng, merupakan salah satu Desa di Kabupaten Lamongan Jawa Timur yang memiliki potensi budidaya ikan lele dengan produksi yang mencapai 76.495kg/sekali panen. Produksi ikan lele yang cukup besar sebanding dengan biaya pemenuhan kebutuhan pakan ikannya. Hal tersebut menjadikan warga Desa Garung yang sebagian hanya berprofesi sebagai petani atau peternak sapi kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pakan ikan lele yang harganya cukup mahal. Disisi lain, Desa Garung merupakan salah satu percontohan Desa Mandiri Energi yang memiliki instalasi Biogas sebagai bahan bakar sehari-hari. Instalasi biogas tersebut menghasilkan limbah berupa slurry biogas yang belum termanfaatkan dengan baik. Oleh karena itu, sebagai upaya untuk mereduksi biaya pembelian pelet ikan, dan pemanfaatan slurry biogas, masyarakat memanfaatkannya sebagai komponen dalam pembuatan pakan ikan. Sejauh ini masyarakat belum mengetahui kandungan dari pakan ikan berbahan dasar limbah biogas (slurry) tersebut, sehhingga perlu dikaji bagaimanakah kualitas dari pakan ikan yang diaplikasikan. Bahan lain yang diguakan dalam pembuatan pakan ikan ini antara lain adalah bonggol jagung, jerohan ayam, xiv dan tepung tapioka (kanji). Penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengujian proksimat dan pengujian fisik yang terdiri dari uji kadar protein, kadar lemak, kadar abu, kadar air, dan daya apung dengan 3 jenis perlakuan berbeda berdasarkan proporsi penambahan slurry biogas dan dedak padi yang berbeda-beda pada setiap perlakuan yaitu P1, P2, dan P3. Hasil pengujian proksimat dan pengujian fisik menunjukkan bahwa perlakuan P2 merupakan perlakuan terbaik yang mendekati Standar Nasional Indonesia (SNI) pakan ikan tahun 2006. Standar tersebut terdiri dari kandungan proteinberkisar antara 20-35%, kadar lemak kurang dari 10%, kadar abu kurang dari 12%, dan kadar air kurang dari 12%. Perlakuan kedua dipilih berdasarkan hasil pengujian menggunakan multiple atributte (Uji Zeleny). Perlakuan P2 sendiri memiliki rata-rata hasil uji kadar protein sebesar 14,93%, kadar lemak sebesar 9,38%, kadar abu sebesar 11,36%, kadar air sebesar 10,750%, dan daya apung selama 64,30 menit. Hasil uji menunjukkan bahwa kandungan protein pakan kurang dari SNI, sehingga perlu penambahan bahan lain yang memiliki protein tinggi agar mampu meningkatkan kadar protein dalam pakan ikan.