Karakteristik Fisik Dan Kimia Biopelet Dari Kulit Kakao (Theobroma Cacao L.) Pada Berbagai Ukuran Partikel Serbuk
Main Author: | Rafiqa, AviaIntan |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/150896/1/125100601111019_Skripsi_AviaIntanRafiqa.pdf http://repository.ub.ac.id/150896/ |
Daftar Isi:
- Kebutuhan akan energi semakin meningkat tiap tahunnya seiring dengan perkembangan teknologi dan pertambahan jumlah penduduk. Sumber energi yang digunakan saat ini masih berasal dari bahan bakar fosil yang sifatnya terbatas dan tidak terbarukan. Salah satu bahan bakar alternative yang dapat digunakan adalah biomassa diantaranya adalah limbah pertanian, limbah perkebunan, dan kehutanan. Penggunaan biomassa sebagai sumber energi secara langsung dapat menyebabkan timbulnya penyakit pernafasan yang disebabkan oleh karbon monoksida, sulfur dioksida (SO2) dan bahan partikulat lainnya hasil dari proses pembakaran. Untuk mengatasi permasalahan ini, biomassa dapat dikonversi dalam bentuk lain yaitu biopelet. Konversi biomassa dapat menaikkan nilai kalori per unit volume, mudah disimpan dan diangkut, mempunyai ukuran, dan kualitas yang seragam dari biopelet yang dihasilkan. Pada umumnya, proses pembuatan biopelet dimulai dengan pengeringan bahan baku menggunakan oven dengan suhu 90oC selama 24 dan kemudian digiling, menjadi bubuk kakao dan dicetak menjadi biopelet dengan ditambahkan air sebanyak 60 ml per sampel. Kulit buah coklat merupakan salah satu limbah biomassa yang berpotensi sebagai energi alternatif terbarukan karena ketersediaanya yang cukup melimpah dan pemanfaatannya yang belum maksimal. Umumnya kulit buah coklat dimanfaatkan sebagai pakan ternak, pektin (komponen tambahan penting dalam industri pangan, kosmetika, dan obatobatan), dan briket. Pada penelitian ini, akan dibuat biopelet dengan menggunakan bahan baku biomassa limbah kulit buah coklat dengan variasi ukuran partikel berbeda-beda. Variasi ukuran partikel menggunakan ayakan meliputi 16 mesh, 32 mesh, 60 mesh, dan 80 mesh. Kemudian dilakukan pengujian fisik dan kimia kemudian ditentukan perlakuan terbaik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan ukuran partikel serbuk biopelet dari kulit coklat memberikan pengaruh yang nyata terhadap nilai keteguhan tekan, kadar abu, volatile matter, kadar air, dan nilai kalor. Sedangkan perbedaan ukuran partikel serbuk biopelet dari kulit coklat memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap nilai kerapatan. Perbedaan ukuran partikel yang menunjukkan perlakuan terbaik menggunakan metode de garmo adalah perlakuan biopelet menggunakan ayakan 16 mesh dengan karakteristik yang dihasilkan: nilai kalor (4072.3 cal/g), kadar air (1.573%), kadar abu (8.41%), volatile matter (85.47%), kerapatan (1.22g/cm3), dan keteguhan tekan (0.0765