Daftar Isi:
  • Industri tahu dalam proses pengolahannya menghasilkan limbah padat dan limbah cair. Salah satu upaya untuk mengolah limbah cair tahu adalah dilakukan pengolahan limbah secara anaerob. Pengolahan limbah secara anaerob untuk degradasi senyawa organik kompleks adalah proses yang terjadi karena aktivitas mikroba pada saat tidak terdapat oksigen bebas. Pengolahan limbah secara anaerob akan menghasilkan biogas yang terdiri dari CO2 dan CH4. Tahapan utama proses anaerob yaitu hidrolisis, asidogenesis, asetogenesis, dan metanogenesis. Pada tahap Metanogenesis, bakteri metanogenik berperan dalam pembentukan metan (CH4). Pada sistem biogas 55 - 70% terdiri dari gas metan (CH4), sehingga organisme metanogenik merupakan kelompok mikroba penting dalam proses pengolahan limbah secara anaerob. Berdasarkan genusnya bakteri metanogenik dibedakan menjadi Coccus (Methanococcus), batang (Methanobacterium), batang pendek (Methanobrevibacter), spirilla Ceai (Methanospirillum), Sarcina (Methanosarcina), filiforms (Methanothrix). Produksi biogas dengan bantuan mikroorganisme ini dipengaruhi oleh persentase inokulum dan waktu inkubasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu inkubasi dan jumlah inokulum terhadap kemampuan isolat bakteri metanogenik untuk memproduksi metan, serta mengetahui karakteristik dari isolat bakteri metanogenik yang mampu menghasilkan metan tertinggi. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara faktorial dengan dua faktor yaitu waktu Inkubasi (A) yang terdiri dari empat level: A1: 3 hari, A2: 6 hari, A3: 9 hari dan A4: 12 hari, serta faktor persentase inokulum (B) yang terdiri dari tiga level: B1: 15%, B2: 20% dan, B3: 30%. Setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Pengujian yang dilakukan adalah pengukuran volume gas, pengukuran pH, perhitungan total bakteri, dan uji nyala api. Kombinasi perlakuan terbaik pada isolat mikroorganisme metanogenik dalam menghasilkan biogas adalah A3B123, yakni waktu inkubasi 9 hari dan persentase inokulum 15,20,30%. Namun berdasarkan tingginya volume gas maka perlakuan terbaik adalah A4B1 yaitu hari ke 12 dengan persentase inokulum 15% produksi biogas sebesar 5,07 ml, pH 7,872 dan total mikroorganisme sebesar 0,27 x 107 cfu/ml, dengan uji nyala api positif. Karakteristik dari isolat bakteri metanogenik terpilih secara morfologi koloni yaitu memiliki kenampakan warna putih, bentuk tidak beraturan, permukaan (elevasi) datar, dan tepi yang bergelombang. Berdasarkan morfologi sel, isolat merupakan bakteri Gram positif bentuk batang. Berdasarkan identifikasi secara biokimia, isolat merupakan adalah genus Metanosarcina sp. dan menurut Bargey’s yaitu Clostridium sp.