Daftar Isi:
  • Kota Malang merupakan salah satu kota di Provinsi Jawa Timur yang berfungsi sebagai pusat akomodasi di Malang Raya. Kota Malang memiliki jumlah hotel yang paling banyak dibandingkan Kabupaten Malang dan Kota Batu, yakni sebanyak 76 unit, yang terdiri dari hotel berbintang dan hotel melati. Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang dan Kota Batu, tingkat okupansi hotel di Kota Malang lebih tinggi dibandingkan dengan Kota Batu. Tingkat okupansi hotel berbintang dan melati di Kota Batu pada tahun 2013 mencapai 45,92% dan 22,76% dan pada tahun 2014 menjadi 36,22% dan 25,12%. Berbeda dengan tingkat okupansi Kota Malang yang terus meningkat, dimana pada tahun 2013 mencapai 48,73% untuk hotel berbintang dan 33,67% untuk hotel melati dan pada tahun 2014 menjadi 50,04% untuk hotel berbintang dan 33,14% untuk hotel melati. Padahal jumlah kunjungan wisatawan Kota Batu lebih tinggi dibandingkan dengan Kota Malang, yakni sebanyak 2.041.177 wisatawan, yang idealnya akan memilih hotel yang berlokasi dekat dengan objek wisata. Oleh karena itulah perlu dilakukan penelitian mengenai preferensi wisatawan terhadap hotel yang ada di Kota Malang untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mendorong wisatawan memilih hotel di Kota Malang. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui karakteristik dan preferensi wisatawan yang berkunjung ke objek wisata di Kota Malang dan Kota Batu serta menginap di hotel Kota Malang. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis distribusi frekuensi, analisis tabulasi silang, analisis chi square dan analisis konjoin. Analisis distribusi frekuensi digunakan untuk mengetahui persebaran wisatawan dan hotel yang ada di Kota Malang. Analisis tabulasi silang dan chi square digunakan untuk mengetahui korelasi antara karakteristik wisatawan dengan variabel penelitian. Sedangkan analisis konjoin digunakan untuk mengetahui nilai kepentingan atribut penelitian serta taraf yang dipertimbangkan pada masing-masing atribut. Hasil dari analisis ini adalah terbaginya karakteristik wisatawan berdasarkan jenis kelamin, jenis pekerjaan, usia, status pernikahan, jumlah pendapatan, tingkat pendidikan dan asal wisatawan serta objek wisata berdasarkan objek wisata alam, buatan, belanja, sejarah, industri dan minat khusus. Wisatawan lebih memilih hotel yang berada di Kecamatan Klojen, dimana pada kecamatan ini memiliki jumlah hotel yang paling banyak dibandingkan dengan kecamatan lainnya. Sedangkan untuk korelasinya, yang berhubungan dengan variabel produk adalah jenis kelamin, status pernikahan dan jumlah pendapatan. Sedangkan yang berhubungan dengan variabel fasilitas penunjang adalah usia dan pendidikan, variabel lokasi dengan status pernikahan serta variabel harga dan promosi dengan status pernikahan. Berdasarkan hasil analisis konjoin, atribut yang paling dipertimbangkan oleh wisatawan adalah lokasi (kemudahan akses dan kemudahan mendapatkan angkutan umum), produk (kebersihan dan keamanan), harga dan promosi (promosi di media) serta fasilitas penunjang (pelayanan karyawan)