Analisis Stabilitas Bendungan Selorejo Akibat Rapid Drawdown Berdasarkan Hasil Survey Electrical Resistivity Tomography (ERT)
Daftar Isi:
- Bendungan Selorejo adalah bendungan tipe urugan yang terletak di desa Selorejo, kecamatan Ngantang, kabupaten Malang. Sebagai konstruksi yang sudah cukup berumur, bendungan ini memerlukan pemeriksaan sehubungan dengan keamanan konstruksi tersebut agar dapat terhindar dari kegagalan konstruksi. Salah satu kondisi kritis yang harus diperhatikan pada saat menganalisis stabilitas lereng bendungan urugan adalah kondisi rapid drawdown atau penurunan muka air cepat. Penurunan muka air cepat pada tubuh bendungan dapat mengubah kestabilan gaya pada tubuh bendungan. Dalam pemeriksaan kestabilan bendungan diperlukan model dari lapisan bawah permukaan bendungan. Cara yang paling umum dilakukan untuk mengetahui kondisi bawah permukaan tanah adalah dengan uji bore hole, namun ini tidak dapat dilakukan di bendungan karena dapat menyebabkan piping dan kebocoran. Salah satu alternatif untuk mengetahui lapisan tanpa merusak lapisan tanah adalah dengan metode Electrical Resistivity Tomography (ERT) yang banyak digunakan untuk melakukan pemetaan pada lapisan bawah permukaan tanah. Namun metode ini membutuhkan data-data parameter tanah pendukung untuk memverifikasi hasil dari penginterpretasian tersebut Pada penelitian ini dilakukan survey ERT pada tubuh bendungan selorejo untuk mengetahui kondisi bawah permukaannya sekarang, dengan metode Wenner pada arah memanjang. Setelah diketahui kemungkinan lokasi yang paling lemah, dilakukan lagi survey ke arah melintang yang hasilnya akan digunakan pada analisis stabilitas bendungan. Data parameter tanah juga dilengkapi dengan uji laboratorium untuk mengetahui hubungan penambahan kadar air terhadap nilai kohesi dan sudut geser pada material. Stabilitas bendungan terhadap rapid drawdown dianalisis menggunakan program Geostudio 2007 dengan variasi kecepatan penurunan selama 5, 10,15, 20 dan 30 hari. Dari penelitian ini dapat dilihat bahwa bendungan selorejo memiliki beberapa zona di tubuh bendungan yang memiliki resistivitas rendah dan diidentifikasi sebagai rembesan dan berpotensi memperlemah kestabilan bendungan. Dari hasil survey menunjukkan bahwa metode ERT tidak dapat menunjukkan perbedaan lapisan tanah pada bendungan dengan baik, karena ERT lebih mendeteksi keberadaan air yang menghantarkan listrik. Untuk analisis stabilitas bendungan berdasarkan hasil ERT menggunakan program geostudio menunjukkan keadaan tidak aman dengan faktor keamanan sebesar 0,962 pada bagian hilir dan untuk perhitungan analisis stabilitas akibat rapid drawdown menunjukkan bahwa bendungn selorejo tidak aman untuk dilakukan penurunan muka air dengan kecepatan penurunan 5 sampai 30 hari. Dari hasil coba-coba, didapatkan kecepatan penurunan minimal untuk tetap dalam keadaan aman adalah selama 60 hari, dengan faktor keamanan terkritis sebesar 1,050 pada hari ke 50.