Kajian Penggunaan Mulsa Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Beberapa Varietas Buncis (Phaseolus Vulgaris L.) Di Dataran Tinggi
Main Author: | Aprilianawati, Widya Sam |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/13980/1/WIDYA%20SAM%20APRILIANAWATI.pdf http://repository.ub.ac.id/13980/ |
Daftar Isi:
- Buncis (Phaseolus vulgaris L.) ialah salah satu sayuran dari famili leguminosae yang terpenting, karena memiliki presentase protein yang tinggi, serat, fosfor, zat besi, vitamin B1 yang baik untuk tubuh. Permasalahan pada dataran tinggi adalah awan yang tebal, sehingga menghalangi radiasi matahari yang datang ke permukaan bumi. Sedangkan buncis adalah tipe tanaman yang membutuhkan sinar radiasi cukup banyak yakni sebesar 400-800 footcandle (Fachruddin, 2000). Salah satu modifikasi lingkungan adalah penambahan cahaya di dataran tinggi dengan penggunaan mulsa. Penggunaan mulsa diharapkan memberikan cahaya tambahan berupa cahaya balik (albedo) untuk tanaman. Jenis mulsa yang berbeda akan memberikan pantulan radiasi matahari dan iklim mikro yang berbeda pula. Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu dilakukan penelitian tentang penggunaan beberapa jenis mulsa dengan kombinasi varietas yang paling efektif di dataran tinggi dalam pemantulan cahaya agar sesuai dengan kebutuhan tanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui interaksi antara jenis mulsa dan jenis varietas terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman buncis di dataran tinggi, serta mendapatkan kombinasi mulsa dengan varietas yang tepat antar kedua faktor. Hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat interaksi antara aplikasi jenis mulsa dan varietas terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman buncis di dataran tinggi, aplikasi jenis mulsa memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil buncis. Serta penggunaan jenis varietas memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil buncis. Penelitian dilaksanakan di Desa Pandanrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, dengan ketinggian 700 – 800 meter diatas permukaan air laut. Penelitian dilaksanakan dari Januari hingga April 2018. Peralatan yang digunakan dalam penelitian yaitu alat tulis, kamera, cangkul, timbangan analitik, plastik, label, alat pelubang mulsa, lux meter, thermometer, soil moisture tester dan LAM (Leaf Area Meter). Bahan yang digunakan yaitu bahan tanam berupa benih buncis Varietas Mustika, Lebat-3 dan Perkasa, air, jerami, MPHP, pasak, ajir, pupuk anorganik (SP36, Urea, ZA, KCl), fungisida dan pestisida. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF), faktor pertama adalah jenis mulsa yang terdiri dari 3 taraf, yaitu M0 = Tanpa Mulsa, M1 = Mulsa Jerami, M2 = MPHP ( Mulsa Plastik Hitam Perak), faktor kedua adalah jenis varietas yang terdiri dari 3 taraf, yaitu: V1 = Varietas Mustika, V2 = Varietas Lebat-3, V3 = Varietas Perkasa, sehingga terdapat 9 kombinasi perlakuan dilakukan 3 kali ulangan, sehingga diperoleh 27 satuan plot percobaan. Pengamatan meliputi: 1) Lingkungan: cahaya pantul, suhu tanah, kelembaban tanah 2) Pertumbuhan : jumlah daun (trifoliate tan-1), luas daun (cm2), jumlah cabang dan panjang tanaman (cm) 3) Komponen Hasil : waktu muncul bunga dan polong, periode panen (hari), jumlah polong per tanaman, bobot polong (g) per tanaman, panjang polong (cm), hasil panen per hektar (kg ha-1), 4) Analisa Usaha Tani. Data yangii diperoleh dianalisis dengan ANOVA, apabila berbeda nyata dilanjutkan dengan uji lanjut Beda Nyata terkecil (BNT) pada taraf 5% dan 1 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi antara perlakuan jenis mulsa dan jenis varietas terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman buncis. Perlakuan pemberian jenis mulsa mempunyai pengaruh yang nyata terhadap luas daun, panjang tanaman, jumlah cabang, jumlah polong dan bobot polong. Perlakuan jenis varietas mempunyai pengaruh yang nyata terhadap jumlah daun, luas daun, panjang tanaman, jumlah cabang, waktu muncul bunga dan polong, periode panen, panjang polong,jumlah polong dan bobot polong. Hasil panen pada perlakuan MPHP dan Varietas Lebat-3 adalah hasil paling tinggi yaitu 305,6 g tan- 1 atau 16,7 ton ha-1, meningkat 43,66% dibandingkan dengan perlakuan tanpa mulsa dengan varietas yang sama. Perlakuan ini juga memiliki nilai R/C terbesar dibandingkan dengan perlakuan lain, yaitu dengan nilai 3,31