Penyerapan Logam Berat Cuprum (Cu) Oleh Kiambang (Salvinia Molesta) Dan Kayu Apu (Pistia Stratiotes) Pada Bak-Bak Percobaan

Main Author: Nisa, AndinaChairun
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2013
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/133129/1/SKRIPSI_pdf.pdf
http://repository.ub.ac.id/133129/
Daftar Isi:
  • Perkembangan industri yang sangat pesat dewasa ini selain meningkatkan kesejahteraan manusia juga memberikan dampak negatif yaitu dengan adanya limbah yang dihasilkan. Limbah yang dihasilkan sangat bervariasi tergantung dari jenis dan ukuran industri, derajat penggunaan air dan derajat pengolahan air limbah yang ada. Selain limbah cair, limbah padat (sampah) juga merupakan beban pencemaran yang dapat masuk ke perairan baik secara langsung maupun tak langsung. Pada limbah industri, seringkali terdapat bahan pencemar yang sangat membahayakan seperti logam berat (Palar, 1994 dalam Apriadi, 2005). Menurut Eddy (2009), logam-logam berat yang dihasilkan baik sebagai bahan utama, bahan penolong ataupun sisa dari berbagai kegiatan seperti pertambangan, industri dan transportasi merupakan limbah yang tergolong dalam kelompok B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) yang sering ditemukan dalam air, tanah dan udara. Logam berat termasuk pencemar yang berbahaya karena tidak dapat terdegradasi dalam tubuh makhluk hidup. Logam berat dalam jumlah yang berlebihan dapat berubah menjadi toksik meskipun ada beberapa logam berat yang masih dibutuhkan makhluk hidup meski dalam jumlah sedikit. Logam berat tersebut disebut logam berat esensial. Contoh logam berat esensial misalnya adalah Cuprum (Cu) yang dibutuhkan untuk perkembangan dan pertumbuhan. Aktivitas manusia seperti kegiatan perindustrian seperti industri pertambangan, elektronika, galangan kapal, buangan rumah tangga dan kegiatan pertanian seperti penggunaan pestisida merupakan penyebab peningkatan akumulasi Cuprum (Cu) di lingkungan.