Analisis Densitas dan Intensitas Metallothionein pada Insang Tiram Crassostrea cucullata di Pelabuhan Perikanan Pantai Mayangan Probolinggo, Jawa Timur dengan Teknik Imunohistokimia

Main Author: Ramadhan, RezaWinardi
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2013
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/133118/1/2._DAFTAR_ISI.pdf
http://repository.ub.ac.id/133118/1/3._ISI.pdf
http://repository.ub.ac.id/133118/2/1.COVER.pdf
http://repository.ub.ac.id/133118/2/4._LAMPIRAN.pdf
http://repository.ub.ac.id/133118/
Daftar Isi:
  • Pencemaran akibat logam berat biasanya berasal dari limbah industri, limbah cair pemukiman, limbah cair perkotaan, pelayaran, dan sebagainya merupakan permasalahan yang sangat serius untuk ditangani karena merugikan lingkungan dan ekosistem secara umum. Konsentrasi logam berat dalam tubuh organisme dapat diketahui melalui kadar metallothionein (MT) yaitu sejenis senyawa protein yang ada dalam tubuh organisme. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui densitas dan intensitas metallothionein, dalam penelitian juga dibahas hubungan antara kadar logam berat pada insang tiram dengan densitas dan rata-rata intensitas metallothionein pada insang tiram. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2013-Mei 2013 di PPP Mayangan Probolinggo, Jawa Timur. Materi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu insang tiram Crassostrea cucullata. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan penjelasan deskriptif melalui penentuan beberapa titik sampling yaitu stasiun 1 di daerah dermaga, stasiun 2 di TPI dan stasiun 3 di daerah mangrove, dengan pengulangan sampel 3 kali. Tiram dari lokasi tersebut kemudian dibedah, diambil insangnya, dianalisis kadar logam berat (Pb, Cd dan Hg) menggunakan AAS serta metallothionein menggunakan teknik Imunohistokimia dan dilakukan pengamatan kualitas air laut terdiri dari suhu, pH, Oksigen terlarut, salinitas serta pasang surut. Perairan PPP Mayangan memiliki suhu berkisar antara 29-34°C, pH pada perairan berkisar antara 7-10, oksigen terlarut pada perairan berkisar antara 8-10 ppm, salinitas pada perairan berkisar antara 25-33 ppt dan pasang surut pada perairan berkisar antara 30-300 cm. Kadar logam berat Pb dalam perairan berkisar antara 0,029 ppm – 0,047 ppm, Cd berkisar antara 0,004 ppm- 0,015 ppm dan Hg berkisar antara 0,011 ppm – 0,035 ppm. Kadar Pb dalam insang tiram berkisar antara 0,47 ppm – 0,96 ppm; Cd 0,036 ppm – 0,076 ppm; dan Hg 0,18 ppm – 0,55 ppm. Densitas MT dalam insang tiram pada stasiun 1 berkisar antara 27,07 x 10-4 MT/μm2 – 31,79 x 10-4 MT/μm2, stasiun 2 berkisar antara 12,30 x 10-4 MT/μm2 – 25,84 x 10-4 MT/μm2 dan pada stasiun 3 berkisar antara 4,71 x 10-4 MT/μm2 – 5,94 x 10-4 MT/μm2. Rata-rata intensitas metallothionein dalam insang tiram pada stasiun 1 berkisar antara 26.885 pixel – 28.084 pixel, stasiun 2 berkisar antara 22.739 pixel – 27.096 pixel dan pada stasiun 3 berkisar antara 18.080 pixel – 27.632 pixel. Ekspresi metallothionein pada skala 20 μm menunjukkan bahwa semakin tua warna coklat maka semakin tinggi kandungan logam berat dalam insang atau sebaliknya. Hasil analisis regresi antara kadar logam berat dalam insang tiram dengan densitas metallothionein dalam insang tiram diketahui bahwa terdapat hubungan linier positif dengan R2 sekitar 70%-93% sementara hasil analisis regresi antara kadar logam berat dalam insang tiram dengan rata-rata intensitas metallothionein diketahui juga terdapat hubungan linear positif dengan R2 sekitar 70%-96%. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin besar kadar logam berat dalam insang tiram akan meningkatkan densitas dan rata-rata intensitas metallothionein. Densitas dan rata-rata intensitas metallothionein pada insang tiram akan terus meningkat sesuai dengan kenaikan konsentrasi logam berat dalam insang tiram. Hasil analisis logam berat di perairan menunjukkan bahwa perairan di pelabuhan perikanan pantai mayangan telah tercemar logam berat Cd karena sudah melewati ambang batas normal sementara hasil analisis logam berat pada insang tiram menunjukkan bahwa tiram telah tercemar oleh logam berat Pb, Cd dan Hg karena sudah melewati ambang batas normal keberadaan logam berat yang sudah melebihi nilai baku mutu dikarenakan kontribusi limbah masyarakat dan industri yang dibuang setiap harinya. Diharapkan, penelitian ini dapat dijadikan sebagai alat deteksi dini dalam monitoring dan manajemen kawasan perairan di Pelabuhan Perikanan Pantai Mayangan, Probolinggo, Jawa Timur