Pengaruh Waktu Dan Frekuensi Pengendalian Gulma Pada Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Sorgum (Sorghum Bicolor L. Moench)

Main Author: Yahfi, MuchamadArif
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/130911/
Daftar Isi:
  • Indonesia sebagai Negara agraris, kaya akan tanaman yang berpotensi sebagai sumber karbohidrat, dan satu diantaranya adalah tanaman sorgum. Biji sorgum dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan pangan alternatif selain beras di beberapa wilayah Indonesia, seperti Flores, Kupang, dan sekitarnya. Hal ini cukup beralasan karena di dalam biji sorgum terkandung sejumlah nutrisi dan vitamin yang sangat berguna bagi tubuh manusia, seperti protein, karbohidrat, lemak, kalsium, besi, fosfor, dan kalori (BPPP, 2013). Biji sorgum dapat dikonsumsi dengan cara dikukus, dapat diolah menjadi tape, dan dapat diolah menjadi tepung. Tepung sorgum dapat digunakan sebagai bahan pembuat dodol maupun wingko. Selain bijinya, batang tanaman sorgum juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber pemanis buatan, sedang daunnya dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak(Weller, 2014). Upaya peningkatan tersebut dapat didekati melalui berbagai aspek, aspek tanaman (faktorgenetik), aspek lingkungan dan aspek managemen. Apabila aspek lingkungan dan tanaman bukan merupakan kendala dalam pencapaian hasil, maka keberhasilan tanaman sangat ditentukan oleh aspek managemennya. Pengendalian gulma adalah salah satu bentuk aspek managemen yang perlu dipertimbangkan dalam pengelolaan tanaman. Hal ini cukup beralasan karena gulma merupakan suatu tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan dalam budidaya tanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh waktu dan frekuensi pengendalian gulma pada pertumbuhan tanaman sorgum serta menentukan waktu dan frekuensi pengendalian gulma yang efektif pada tanaman sorgum sehingga diperoleh pertumbuhan dan hasil yang optimal. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai denganbulan Juli 2015 di Kebun Percobaan Universitas Brawijaya yang terletak di DesaJatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang. Alat yang digunakan berupa cangkul, gembor, timbangan, meteran, penggaris, kamera, kertas label, papannama, LAM, oven, bamboo berukuran 50 cm x50 cm. Bahan yang digunakan ialah benih tanaman sorgum varietas numbu, pupuk anorganik yang meliputi pupuk N (berupa urea: 46% N), pupuk P (berupa SP-36: 36% P2O5), dan pupuk K (berupaKCl: 60% K2O). Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 7 perlakuan yaitu 1) Kontrol (P1), 2) Penyiangan umur 10 hst (P2), 3) Penyiangan umur 10 hst + 20 hst (P3) dan 4) 10 hst + 20 hst + 30 hst (P4), 5) Penyiangan umur 15hst (P5), 6) penyiangn umur 15 hst + 30 hst (P6) dan 7) penyiangan umur15 hst + 30 hst + 45 hst (P7). Setiap perlakuan diulang 3 kali, sehingga terdapat 21 unit perlakuan. Pengamatan dilakukan secara destruktif dengan cara mengambil 2 tanaman contoh untuk setiap perlakuan yang dilakukan pada saat tanaman berumur 60 hst, 70 hst, 80 hst, 90 hst dan saat panen untuk tanaman sorgum ii serta menggunakan petak kuadran berukuran 50 cm x 50 cm untuk mengamati gulma di setiap petak saat tanaman berumur 60 hst, 70 hst, 80 hst, 90 hst dan 105 hst. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum perlakuan penyiangan 15 hst + 30 hst 45 hst lebih efektif mengendalikan gulma dan mampu meningkatkan pertumbuhan vegetatif serta pertumbuhan generatif tanaman sorgum bila dibandingkan dengan kontrol. Perlakuan penyiangan pada umur15 hst + 30 hst + 45 hst menghasilkan pertumbuhan vegetatif maupun generatif tanaman sorgum paling baik dilihat dari pertumbuhan luas daun, bobot basah, bobot kering, bobot malai, bobot biji, dan hasil panen. Penyiangan gulma pada umur 15 hst + 30 hst + 45 hst memperlihatkan peningkatan luas daun sebesar 12,53%, bobot basah sebesar 26,54%, bobot kering sebesar 38,44%, bobot malai sebesar 45,92%, bobot biji sebesar 43,62% dan hasil panen sebesar 43,59%.