Daftar Isi:
  • Diabetes Mellitus (DM) Tipe 2 adalah salah satu faktor dominan dari mortalitas yang disebabkan penyakit kardiovaskuler di dunia. Resistensi insulin pada DM Tipe 2 menginduksi terjadinya disfungsi endotel melalui aktivitas inflamasi yang berkepanjangan. Tanda definit dari disfungsi endotel tersebut adalah terbentuknya sel busa (foam cell) yang berasal dari Low Density Lipoprotein (LDL) yang teroksidasi. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memahami efek signifikan dari Peptida Polisakarida (PsP) Ganoderma lucidum terhadap jumlah sel busa (foam cell) yang dijumpai pada aorta tikus subjek penelitian. Subjek penelitian yang digunakan adalah 35 ekor tikus Wistar (Rattus norvegicus) yang terbagi menjadi 5 kelompok perlakuan (kontrol negatif, kontrol positif / DM, dan 3 kelompok tikus dengan pemberian PsP 50, 150, dan 300 mg/kgBB). DM Tipe 2 dipastikan untuk terjadi pada hewan coba setelah diberikan injeksi Streptozotocin (STZ) 30 mg/kg BB melalui pengukuran resistensi insulin dan tes glukosa darah. Kemampuan inhibitorik yang memungkinkan dari PsP terhadap Reactive Oxygen Species (ROS) terlihat dari penurunan total jumlah sel busa (foam cell) pada setiap kelompok perlakuan yang menerima PsP dengan jumlah terendah pada kelompok PsP 300 mg/kg/BB. Jumlah sel busa (foam cell) yang tertinggi terdapat pada kelompok kontrol positif (DM) sehingga nilai p pada uji One Way ANOVA adalah signifikan (p=0,017). Peptida Polisakarida (PsP) Ganoderma lucidum memiliki peran sebagai antoksidan scavenger yang ditunjukkan dengan penurunan jumlah sel busa (foam cell). Evaluasi lebih lanjut dibutuhkan untuk memastikan efek inhibitorik PsP jamur Ganoderma lucidum terhadap radikal bebas dan juga faktor-faktor lainnya yang dapat mempengaruhi hasil yang tidak siginifikan dari penelitian ini.