Efektivitas metode brain gym dan senam irama terhadap tingkat kemampuan motorik kasar anak usia prasekolah
Main Author: | Suryaningrum, Isna |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/124282/1/FULL_TEKS.pdf http://repository.ub.ac.id/124282/ |
Daftar Isi:
- Pergerakan motorik selalu terjadi pada tiap tumbuh kembang usia seseorang. Pada usia prasekolah, anak lebih banyak menggunakan otot-otot besarnya dalam beraktivitas terutama di lingkungan sekolahmengingat sifat anak prasekolah yang sangat aktif dalam bergerak. Akan tetapi, tidak semua anak mengalami perkembangan motorik kasar yang sesuai pada usianya. Anak yang mengalami gangguan dalam motoriknya akan merasa rendah diri karena tidak mampu menyesuaikan diri dalam bersosialisasi bersama teman-temannya. Untuk itu anak perlu diberikan stimulasi untuk meningkatkan perkembangan motorik kasarnya. Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan, senam otak dan senam irama diketahui dapat meningkatkan perkembangan motorik kasar anak. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efektivitas antara metode Brain Gym dan senam irama terhadap tngkat kemampuan motorik kasar anak usia prasekolah Penelitian ini merupakan eksperimen dengan menggunakan desain penelitian Quasi Experimental dengan pendekatan pretest-posttest with comparison group . Penelitian ini terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok dengan intervensi Brain Gym dan kelompok dengan intervensi senam irama . Hasil penelitian menunjukkan bahwa Brain Gym dan senam irama sama-sama mampu memberikan perbedaan tingkat kemampuan motorik kasar anak usia prasekolah (4-6 tahun). Serta dalam uji statistik mann whitney dengan taraf signifikansi (α) = 0.05 dengan hasil p = 0.047 memberikan kesimpulan bahwa H0 ditolak yang berarti Brain gym lebih efektif dibandingkan senam irama dalam meningkatkan kemampuan motorik kasar anak. Saran untuk peneliti lain yang hendak meneliti terkait penelitian ini, dapat meneliti faktor-faktor lain yang tidak dapat dikontrol oleh peneliti sebelumnya seperti motivasi responden dalam melaksanakan kegiatan penelitian dan peran serta keluarga dalam memberikan dukungan terhadap perkembangan motorik kasar anak