Posisi Djenar Dalam Kepenulisan Di Indonesia (Analisis Wacana Kritis Michel Foucault Dalam Antologi “Mereka Bilang Saya Monyet” Dan “Jangan Main-Main (Dengan Kelaminmu)” Karya Djenar Maesa Ayu)
Main Author: | Poetry, GabyElradha |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/120884/1/POSISI_DJENAR_DALAM_KEPENULISAN_DI_INDONESIA.pdf http://repository.ub.ac.id/120884/ |
Daftar Isi:
- Karya sastra bukanlah sesuatu yang muncul dengan sendirinya.Masalah sosio-kultural yang diangkat dalam sastra menegaskan bahwa sastra dapat menjadi refleksi dari sebuah zaman.Memasuki periode 2000-an muncul penulis perempuan yang dijuluki sastrawangi. Salah satunya adalah Djenar Maesa Ayu yang dianggap memberikan gaya baru dalam kepenulisan di Indonesia. Djenar yang memposisikan diri sebagai seorang feminis dalam setiap karyanya, benarkah memang seorang feminis? Atau justru merupakan antek patriarki yang belum disadari? Analisis Wacana Kritis Foucault dengan metode arkeologi digunakan untuk menjelaskan pembentukan wacana pada suatu zaman, sedangkan metode genealogi digunakan untuk mengetahui digunakan untuk mengungkap hubungan kuasa dan pengetahuan di balik sebuah teks. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa media massa mempunyai ramuan untuk menjual seks dan membuat seks tetap bertahan dari waktu ke waktu untuk tetap dikonsumsi. Djenar Maesa Ayu yang merupakan seorang sastrawangi merupakan pemegang kekuasaan yang melanggengkan patriaki di Indonesia.