Kemandirian Sosial Masyarakat Kampung Baru Stren Kali Jagir Sebagai Strategi Bertahan Hidup Di Permukiman Squatter Kota Surabaya Di Tengah Isu Penggusuran
Main Author: | DiabellaNurulAmini |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2010
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/119903/ |
Daftar Isi:
- Kota merupakan tempat tinggal beragam masyarakat dengan budaya dan kepentingan yang berbeda-beda pula. Oleh karena itu, kota selalu memiliki cerita dan dinamika yang khas. Salah satu masalah tentang kota adalah masalah permukiman. Hal ini salah satunya dipicu oleh padatnya penduduk kota dan ketidakmampuan sebagian warga untuk memenuhi kebutuhan perumahan yang legal, sehingga menimbulkan masalah permukiman kumuh dan liar. Masalah permukiman liar ini menjadi polemik tersendiri, sebab, melahirkan pergesekan antara warga penghuni permukiman kumuh dengan pemerintah yang ingin menggusur permukiman tersebut. Kasus tersebut dapat dilihat pada masalah permukiman kumuh di Kota Surabaya, yaitu di Kampung Baru stren Kali Jagir. Dengan latar belakang demikian, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi warga Kampung Baru stren Kali Jagir Surabaya tentang kebijakan tata kota, khususnya tentang masalah permukiman. Tujuan lainnya adalah untuk mengetahui strategi bertahan hidup masyarakat tersebut dalam menghadapi isu penggusuran. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai tinjauan analisis sosial bagi masalah permukiman kumuh. Sehingga, dapat membantu bagi proses pembangunan kota demi kesejahteraan dan kemajuan kota Surabaya. Penelitian ini menggunakan teori Pierre Bourdieu dan perspektif ekologi sosial sebagai kerangka analisisnya. Perspektif ekologi sosial digunakan untuk menjelaskan fenomena-fenomena socio-spatial yang berkaitan dengan masyarakat permukiman kumuh perkotaan. Sedangkan teori Bourdieu digunakan sebagai pisau analisis utama dalam menjelaskan praktik sosial warga Kampung Baru, yaitu kemandirian sosial sebagai strategi bertahan hidup di tengah isu penggusuran. Adapun metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Informan dipilih dengan teknik purposive (ditetapkan) berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dan bersedia untuk diwawancarai. Wawancara menggunakan in depth-interview untuk menggali informasi secara mendalam. Dari penelitian ini, hasil yang ditemukan adalah, terdapat perbedaan persepsi antara pemerintah dengan warga mengenai bermukim di stren kali. Pemerintah menganggap warga yang bermukim di stren kali sebagai tindakan ilegal, sedangkan warga beranggapan dengan tinggal di stren kali, maka mereka dapat bertahan dalam ruang kota. Warga menolak direlokasi ke rusun karena persepsi yang telah terbentuk sekian lama. Oleh karena itu, warga membangun modal sosial, ekonomi, budaya, dan simbolik sebagai strategi bertahan hidup di stren kali. Dengan demikian, warga berupaya membentuk kemandirian ekonomi dan sosial untuk mempertahankan diri dan melangsungkan kehidupan sebagai bagian dari warga miskin perkotaan.