Solidaritas Kelompok dan Mobilitas Harian Sirkuler Pekerja Bangunan (Studi Kasus Pada Buruh Bangunan Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang)”

Main Author: RBSunuAdiSetyaWibawa
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2009
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/119786/1/050901988.pdf
http://repository.ub.ac.id/119786/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini membahas tentang hubungan solidaritas kelompok dengan mobilitas penduduk harian sirkuler yang dilakukan oleh para buruh bangunan Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang. Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk solidaritas kelompok buruh bangunan Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang dalam melakukan mobilitas harian sirkuler, serta untuk mengetahui yang menjadi faktor-faktor (alasan) untuk melakukan mobilitas harian sirkuler pada buruh bangunan Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang. Manfaat dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai hubungan solidaritas kelompok dengan mobilitas harian sirkuler, serta juga untuk memberikan gambaran tentang faktor-faktor (alasan) untuk melakukan mobilitas harian sirkuler pada buruh bangunan Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang. Penelitian ini menggunakan teori yang dikemukakan oleh Ferdinand Tonnies dan Emile Durkheim untuk menganalisis bentuk solidaritas kelompok buruh bangunan dalam melakukan mobilitas harian sirkuler. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan beberapa teori migrasi, seperti teori “ new economics of migration ”, teori ” neoclassical economics ? , dan teori yang dikemukakan oleh Todaro, serta teori-teori migrasi lainnya. Teori-teori tersebut digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan untuk melakukan mobilitas harian sirkuler. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah interview dengan enam orang informan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mobilitas harian sirkuler yang dilakukan oleh para buruh bangunan secara bersama-sama merupakan wujud dari rasa solidaritas yang kuat diantara mereka. Rasa solidaritas kelompok yang kuat tersebut, memiliki kesesuaian dengan bentuk solidaritas mekanik yang dikemukakan oleh Durkheim dan tipe masyarakat ? gemeinschaft ? yang dikembangkan oleh Tonnies. Selain itu, buruh bangunan memilih untuk bekerja di kota karena motif ekonomi,yaitu mencari penghasilan yang lebih baik. Sedangkan mobilitas harian dipilih oleh para buruh bangunan dalam bekerja disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu keterikatan dengan daerah asal (desa), baik keterikatan secara ekonomi maupun keterikatan secara sosial, serta faktor jarak.