Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya Berbasis Sustainable Development ( Studi Pada Kawasan Jalan Ijen, Kota Malang )

Main Author: Santoso, Celine
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/118830/
Daftar Isi:
  • Kawasan Cagar Budaya diartikan sebagai satuan ruang geografis yang memiliki dua situs cagar budaya atau lebih yang letaknya berdekatan dan/atau memperlihatkan ciri tata ruang yang khas. Salah satu kawasan cagar budaya di Kota Malang adalah Kawasan Jalan Ijen yang telah ditetapkan sebagai Kawasan Cagar Budaya melalui Surat Keterangan (SK) Walikota Tahun 1980. SK ini belum membahas perincian pengelolaan dan pelestariannya. Selain itu, Kota Malang belum memiliki Perda Cagar Budaya sehingga dapat mengancam keberlanjutan bentuk dan nilai dari cagar budaya, khususnya di Kawasan Jalan Ijen. Hal ini dikarenakan Kawasan Jalan Ijen didominasi oleh rumah tinggal yang dimiliki nonpemerintah sehingga pengelolaannya belum sesuai dengan ketentuan bangunan cagar budaya yang dilestarikan. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui, mendeskripsikan dan menganalisis pengelolaan Kawasan Jalan Ijen sebagai bentuk pengelolaan Cagar Budaya berbasis Sustainable Development. Peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi di lapangan. Fokus penelitian ini adalah aspek-aspek pengelolaan berupa aspek kelembagaan, aspek pembiayaan, aspek fisik dan aspek legilasi serta faktor pendukung dan faktor penghambat dalam mengelola kawasan Jalan Ijen sebagai kawasan cagar budaya berbasis sustainable development. Analisis data yang digunakan adalah analisis data model interaktif dari Miles dan Huberman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Empat aspek pokok pengelolaan belum memenuhi syarat yang baik yakni tidak adanya Tim pengelola Kawasan dan tidak ada kerjasama antar pengelola, belum adanya Perda Cagar Budaya, belum adanya anggaran dan anggaran tidak teridentifikasi, serta perubahan fisik sebesar 25%-35% dari kawasan aslinya. Di sisi lain, Kawasan ini memiliki faktor penunjang yang dapat mempertahankan kepopulerannya yakni rutinitas promosi, fasilitas yang cukup lengkap dan komitmen Pemerintah dalam menjaga kelestarian Kawasan cagar budaya ini. Dengan melihat keseluruhan pengelolaan Kawasan Jalan Ijen dapat dikatakan bahwa pengelolaannya belum memenuhi konsep Sustainble Development.