Penerapan Tiga Model Pengelolaan Hama Pada Tanaman Edamame (Glycine Max Merril (L)) Di Kabupaten Jember
Main Author: | Hidayat, Ary Yanuar |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/11486/ |
Daftar Isi:
- Jawa Timur menjadi daerah penghasil kedelai terbesar di Indonesia. Salah satu daerah di jawa timur yang menjadi sentra penghasil kedelai adalah Kabupaten Jember. Jenis kedelai yang sedang intensif dikembangkan di Kabupaten Jember adalah kedelai edamame Glycine max (L) Merril yang mampu menembus pasar internasional dengan negara tujuan ekspor adalah Jepang, Taiwan, Malaysia, Singapura, Eropa dan Amerika Serikat dengan angka 4.500 – 5.000 ton per tahun. Kedelai sayur edamame yang dipanen muda untuk dikonsumsi segar dikehendaki pasar dengan kenampakan kondisi yang baik dan rendah residu pestisida. Salah satu metode pengendalian yang digunakan untuk mendapatkan hasil sesuai permintaan pasar adalah Pengelolaan Hama Terpadu (PHT). Sistem PHT diyakini lebih ramah lingkungan dan mengurangi potensi tingginya residu pestisida pada hasil panen kedelai sayur edamame. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan kedelai sayur edamame Mitra Tani 27 bertempat di Desa Kedawung Kecamatan Patrang Kabupaten Jember, pada bulan Juli sampai dengan Oktober 2015. Metode penelitian menggunakan metode rancangan blok tunggal dengan 3 Perlakuan yaitu PHT (UB, IPB) diaplikasikan agens hayati, dan perlakuan M27 dengan aplikasi pestisida sintetik. Berdasarkan luasan lahan yang ada, terdapat 15 titik pengamatan UB, 15 titik pengamatan IPB dan 5 titik pengamatan M27 dengan masing-masing luasan 1m x 1m. Setiap titik pengamatan terdiri dari 5 tanaman total terdapat 175 contoh tanaman yang diuji. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengendalian populasi hama yang paling efektif dan efisien serta lebih menguntungkan secara ekonomi pada budidaya tanaman edamame. Dari pengamatan yang dilakukan pada lahan kedelai edamame di Kedawung Kabupaten Jember, ditemukan 6 ordo dan 11 species serangga hama pada rentang 8 kali pengamatan periode 7- 65 HST. Populasi hama yang paling banyak ditemukan pada semua perlakuan PHT adalah B.tabaci , dengan rerata populasi tertinggi B.tabaci (242,60 ekor) pada perlakuan M27 dalam pengamatan ke-5 (42 HST). Berdasarkan analisis usaha tani, perlakuan yang paling menguntungkan dalam praktik budidaya edamame yang dilakukan adalah perlakuan UB dengan nilai keuntungan sejumlah Rp 8.921.500 dan benefit cost ratio pada angka 1,22.