Uji Toleransi Enam Genotipe Cabai Rawit (Capsicum Frutescens L.) Terhadap Naungan Tegakan Pohon Jati (Tectona Grandis L.F.)
Main Author: | Nurhayati, Etik |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/11105/ |
Daftar Isi:
- Cabai rawit (Capsicum frutescens L.) adalah salah satu jenis sayuran penting bagi masyarakat Indonesia. Badan Pusat Statistik menyebutkan bahwa data tingkat konsumsi cabai rawit fluktuatif. Pada tahun 2015, tingkat konsumsi cabai rawit sebanyak 754.960 ton, sedangkan pada tahun 2016 sebanyak 636.460 ton (BPS, 2017).Kegunaannya sebagai bumbu masak, bahan industri, ataupun konsumsi secara langsung menjadikan permintaan akan cabai terus ada. Selain itu, banyaknya masakan yang mengedepankan rasa pedas yang berkembang saat ini serta pertumbuhan penduduk yang diperkirakan akan selalu meningkat pastinya turut mempengaruhi jumlah permintaan. Di sisi lain, data statistika lahan pertanian di Indonesia justru menunjukkan adanya penurunan, yang berarti terjadi penurunan luas lahan untuk budidaya. Pada tahun 2013 terjadi penurunan lahan seluas 132.288,82 ha dari tahun sebelumnya. Badan Perencanaan Nasional (2015) juga memperkirakan pada tahun 2020 Indonesia akan mengalami defisit lahan hingga 2,21 juta hektar. Oleh karena itu, diperlukan strategi untuk menghadapi permasalahan tersebut. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengoptimalkan lahan kosong di bawah tegakan pohon untuk penanaman tanaman sela. Pemanfaatan lahan di bawah tegakan pohon mempunyai kendala kurangnya intensitas cahaya matahari disebabkan adanya faktor naungan. Sementara itu, untuk tumbuh optimal, tanaman cabai rawit memerlukan cahayamatahari yang cukup. Sampai saat ini, belum banyak dilaporkan mengenai varietas cabai rawit yang toleran terhadap naungan. Sehingga, diperlukan pengujian terhadap beberapa genotipe cabai rawit pada lingkungan ternaungi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui toleransi dari enam genotipe cabai rawit terhadap naungan yang di tanam di bawah tegakan jati. Sedangkan hipotesis yang diajukan ialah terdapat genotipe cabai rawit yang toleran pada kondisi lingkungan ternaungi di bawah tegakan pohon jati. Penelitian dilaksanakan di lahan jati milik Perhutani wilayah KPH Malang di desa Rejosari, Bantur, Malang pada bulan Maret-Desember 2017. Alat yang digunakan meliputi cangkul, polibag, mulsa, gembor, ajir, tali rafia, label, gunting, meteran, jangka sorong, timbangan analitik dan kamera.Bahan tanam yang digunakan adalah enam genotipe cabai rawit, yaitu CRUB 1, CRUB 2, CRUB 3, CRUB 4, CRUB 5, dan CRUB 6 serta varietas Cakra Putih sebagai pembanding. Bahan lain yang digunakan diantaranya pupuk organik, NPK (16:16:16), pupuk daun serta pestisida. Pengamatan dilakukan pada setiap individu tanaman, meliputi karakter pertumbuhan dan hasil, yaitu tinggi tanaman, diameter batang, lebar tajuk, lebar daun, panjang daun, waktu berbunga, waktu panen, berat per buah diameter buah, panjang buah, jumlah buah total per tanaman dan berat buah total per tanaman. Setiap genotipe di tanam pada dua kondisi lingkungan, yaitu di bawah tegakan jati dan di lahan terbuka. Penanaman untuk setiap genotipenya adalah 45 tanaman, sehingga total terdapat 630 tanaman. Data yang didapatkan kemudian dihitung dengan menggunakan komponen penilaian Stress Intensity(SI), ii Stress Suceptibility Index (SSI), Tolerance to Stress (TOL), Yield Stability Index (YSI), Yield Index (YI), Mean Productivity (MP), Geometric Mean Productivity (GMP) dan Stress Tolerance Index (STI) untuk dilakukan penilaian terhadap tingkat toleransi masing-masing genotipe. Hasil penilaian terhadap semua karakter pada parameter pertumbuhan dan hasil menunjukkan nilai yang bervariasi. Variasi tersebut berguna sebagai pemilihan genotipe yang adaptif terhadap lingkungan tercekam naungan. Penentuan tingkat toleransi dilakukan dengan menggolongkan genotipe berdasarkan kriteria toleran, agak toleran dan tidak toleran pada masing-masing indeks komponen penilaian toleransi. Tolak ukur yang digunakan adalah pada hasil, yaitu jumlah buah dan berat buah total pertanaman. Karakter lain digunakan untuk mendukung tingkat toleransi genotipe yang diperoleh. Genotipe CRUB 4 dan CRUB 3 merupakan genotipe yang toleran terhadap cekaman naungan pada tegakan jati. Kedua genotipe tersebut mempunyai tingkat toleransi yang tinggi sehingga mampu bertahan dan memberikan hasil yang tinggi pada kondisi tercekam naungan. Genotipe CRUB 2termasuk ke dalam kelompok genotipe agak toleran sedangkan, genotipe CRUB 1, CRUB 5 dan CRUB 6 digolongkan ke dalam kelompok tidak toleran. Tingkat toleransi setiap genotipe tersebut juga didukung oleh karakter-karakter pada parameter pertumbuhan dan hasil yang mana karakter tersebut berbeda pada setiap genotipe.