Daftar Isi:
  • Monyet ekor panjang dikatakan sebagai hama oleh warga sekitar Bandealit karena merusak perkebunan warga Bandealit. Faktor kelimpahan makanan yang ada di perkebunan memicu monyet ekor panjang untuk datang, hal ini dikarenakan lokasi perkebunan warga dengan habitat monyet ekor panjang yang berdekatan. Tujuan dilaksanakannya penelitian ini untuk mengetahui karakteristik biotik dan abiotik habitat monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di Resort Bandealit Taman Nasional Meru Betiri. Metode pengambilan data yang digunakan terdiri dari komponen biotik meliputi penggunaan metode yang digunakan dalam analisis vegetasi ialah metode nested sampling dan penutupan tajuk pohon. Sedangkan komponen abiotik meliputi kelembaban, suhu, elevasi dan data jenis pakan. Hasil penelitian menunjukkan jenis tumbuhan yang memiliki INP tertinggi terdapat di habitat hujan tropis pada tingkat semai, pancang dan tiang yaitu gondang dengan INP 67,13%, 126,57% dan 117,57%, pada tingkat pohon terdapat besole dengan INP 81,66%. Habitat mangrove terdapat pada tingkat semai dan pohon yaitu kapidada dengan INP 85,33% dan 85,60%, tingkat pancang yaitu waru laut INP 93,60%. Habitat hutan pantai terdapat pada semua tingkat pertumbuhan diperoleh dadap laut dengan INP 71,43%, 109,12%, 140,03% dan 73,68%. Keanekaragaman jenis di ketiga tipe habitat memiliki rata-rata tergolong cukup atau sedang >1-3. Penutupan tajuk di ketiga tipe habitat memiliki rata-rata >70% dan tergolong rapat. Suhu dan kelembaban di ketiga tipe habitat memiliki rata-rata 27,89°C dan 78,56%. Karakteristik habitat yang ada di hutan hujan tropis, hutan mangrove dan hutan pantai memiliki struktur dan komposisi vegetasi yang lebat serta terdapat 8 jenis tumbuhan pakan monyet ekor panjang dimana bagian buah merupakan bagian yang sering dimakan monyet ekor panjang dengan persentase 67%. Dengan demikian karakteristik habitat tersebut memudahkan monyet ekor panjang dalam melakukan aktifitas sehari-hari seperti berkembangbiak, beristirahat, mencari makan dan berjelajah.