HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN INTENSI MEROKOK PADA REMAJA

Main Author: WULANDARI, RETNO AYU
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2012
Subjects:
Online Access: http://eprints.umm.ac.id/29971/1/jiptummpp-gdl-retnoayuwu-29943-2-babi.pdf
http://eprints.umm.ac.id/29971/2/jiptummpp-gdl-retnoayuwu-29943-1-pendahul-n.pdf
http://eprints.umm.ac.id/29971/
Daftar Isi:
  • Pembimbing : (1) Dr. Latipun, M.kes. (2) Nimatuzahroh, S.Psi., M.Si. Tingkat stres pada remaja berkaitan dengan rasa kekhawatiran akan tuntutan dari keluarga maupun dari lingkunggannya sendiri. Ketika remaja tidak bisa beradaptasi dengan lingkungannya dan sulit untuk memecahkan masalahnya, maka mereka mencari kompensasi dari permasalahannya dengan cara merokok. Konsumsi rokok ketika stres merupakan upaya-upaya pengatasan masalah yang bersifat emosional atau kompensatoris kecemasan yang dialihkan terhadap perilaku merokok. Intensi merokok pada remaja memiliki kecenderungan remaja tersebut menjadi seorang perokok yang muncul dari pengaruh lingkungan, keluarga dan teman sebaya. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah adalah remaja SMPN 2 Tanjunganom Nganjuk. Sampelnya adalah remaja laki-laki yang merokok kelas 8 dan 9, cara pengambilan sampel dengan purposive sampling. Alat pengumpulan data menggunakan dua skala yaitu skala tingkat stres yang berjumlah 32 item dan skala intensi merokok yang berjumlah 32 item. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 8-11 November 2011. Metode analisis data yang digunakan yaitu korelasi Product Moment yang dibantu dengan program SPSS 13.0 for windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan sangat signifikan antara tingkat stres dengan intensi merokok pada remaja dengan nilai koefisien korelasi (r) = 0.419 dan probabilitas kesalahan (p) 0,000 Hal ini berarti semakin tinggi tingkat stres maka semakin tinggi pula intensi merokok pada remaja. Sebaliknya semakin rendah tingkat stres maka semakin rendah pula intensi merokok pada remaja. Dengan demikian hipotesis penelitian ini diterima. Variabel stres dalam penelitian ini memberikan sumbangan efektif sebesar 17,6 % terhadap intensi merokok yang berarti masih ada 82,4 % faktor lain yang juga mempengaruhi intensi merokok pada remaja.