UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA MINYAK ATSIRI HERBA KEMANGI (Ocimum basilicum) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Candida albicans

Main Author: CAHYADIN, IMAM ARIEF
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2013
Subjects:
Online Access: http://eprints.umm.ac.id/28084/1/jiptummpp-gdl-imamariefc-33665-1-pendahul-n.pdf
http://eprints.umm.ac.id/28084/2/jiptummpp-gdl-imamariefc-33665-2-babi.pdf
http://eprints.umm.ac.id/28084/
Daftar Isi:
  • Kemangi (Ocimum basillicum) merupakan herba tegak, sangat harum, memiliki kandungan minyak atsiri yang merupakan salah satu tanaman obat tradisional. Aktivitas antimikroba yang telah ditunjukkan oleh beberapa penelitian karena banyak senyawa yang telah diisolasi dari minyak atsiri kemangi (Ocimum basillicum). Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif yang hidup sebagai saprofit di dalam saluran membran tubuh manusia, permukaan kulit, kelenjar keringat, dan saluran usus. Sedangkan Candida albicans merupakan spesies fungi patogen dari golongan deuteromycota. Berdasarkan Hasil-hasil penelitian ini membuka kesempatan untuk menemukan obat antibakteri yang baru. Obat baru dapat dibuat dengan modifikasi secara kimia zat aktif yang terdapat dalam minyak atsiri herba kemangi, dengan mensubstitusi beberapa posisi antibiotik. Uji karakteristik fisik dari minyak atsiri yang didapatkan berupa cairan berwarna kuning keemasan, bau yang khas, rasa yang pahit dan dingin, tidak dapat terlarut di dalam air dan agak sukar larut dalam alkohol 90%. Dari hasil skrining fitokimia memberikan hasil positif dengan menujukan noda berwarana ungu pada plat Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Dengan metode difusi cakram didapatkan bahwa bahwa konsentrasi terkecil yang menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococus aureus adalah konsentrasi 50 mg/ml (50.000 ppm) sedangkan konsentrasi terkecil yang menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans adalah konsentrasi 25 mg/ml (25.000 ppm) yang dibandingkan dengan kontrol positif. Hal ini membuktikan, bahwa minyak atsiri herba kemangi (Ocimum basilicum) lebih baik dalam menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans dibandingkan dengan mengambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Dan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan penelitian selanjutnya.