Daftar Isi:
  • Pada penelitian ini dilakukan sintesis carbon nanodots dengan mengkomparasi 2 metode yaitu pyrolisis dan microwave. Pada metode pyrolisis, asam folat dipanaskan dengan furnace pada suhu 270°C dengan perbandingan waktu selama 2 jam dan 2 menit (FAP1, FAP2), sedangkan pada metode microwave, asam folat dilarutkan dengan NaOH lalu dipanaskan dengan microwave dengan perbandingan waktu selama 2 menit dan 2 jam (FAM1, FAM2) sehingga dari kedua metode tersebut menghasilkan kerak coklat kehitaman berukuran <5 nm. Analisis Spektrofluometer (λeksitasi 320 nm) menunjukkan bahwa dari formulasi carbon nanodots dengan metode pyrolisis selama 2 menit (FAP2) menunjukkan sifat fluoresensi yang paling ideal yaitu pada panjang gelombang emisi 482 nm, sedangkan pada UV-Vis menunjukkan λmax pada 259 nm. Pada analisis XRD, didapatkan carbon nanodots asam folat berupa padatan amorf. Untuk mengetahui gugus fungsi pada sampel, dilakukan analisis FTIR dan XPS. Pada analisis Raman untuk FAP2 didapatkan puncak D band dan G band pada 1335.19 cm-1, 1566.72 cm-1 dengan rasio Id/Ig yaitu 0.85. Hasil uji Sitotoksisitas serta CLSM dari kedua metode menunjukkan toksisitas yang rendah serta menunjukkan bahwa situs asam folat pada carbon nanodots dari kedua metode dapat memfasilitasi penyerapan asam folat intraseluler melalui endositosis yang dimediasi oleh reseptor folat sehingga dapat diaplikasikan sebagai kandidat bioimaging agent.