Daftar Isi:
  • Dewasa ini generasi muda dan akademisi mengalami kemerosotan moral. Tingkat kejahatan yang dilakukan oleh mahasiswa yang semakin meningkat seperti curanmor, prostitusi, narkoba, penculikan dan pemerkosaan. Indikasi ini menunjukkan bahwa kondisi mahasiswa mengalami kemerosotan moral/krisis moral pada mahasiswa Indonesia. Kondisi yang demikian tentunya sangat memprihatinkan karena fungsinya sebagai agen perubahan sosial yang menentukan masa depan bangsa, dikhawatirkan pada kondisi ini dibiarkan dapat membahayakan masa depan Bangsa. Gejala merosotnya moralitas mahasiswa dirasakan juga di UIN Walisongo Semarang. Banyak perilaku mahasiswa yang tidak mencerminkan perilaku mahasiswa Islam/ sesuai dengan Tri Etika Kampus. Sering dijumpai perilaku-perilaku amoral seperti tawuran pada setiap orsenik, pacaran, serta perilaku tidak senonoh yang dilakukan mahasiswa UIN Walisongo Semarang tentunya menjadi keprihatinan yang mendalam. Pada hakikatnya, mahasiswa UIN notabene sebagai mahasiswa muslim mestinya berperilaku sesuai dengan ajaran Islam. Kenyataan sebagimana tersebut di atas tentunya membuat prihatin bagi semua pihak. Salah satu cara mengatasi permasalahan di atas adalah dengan mengembangkan pendidikan karakter pada mahasiswa. Pendidikan karakter adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja untuk mengembangkan karakter yang baik (good character) berlandaskan kebijakan-kebijakan inti (core virtues) yang secara objectif baik bagi individu maupun masyarakat. Upaya ini, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa, juga diharapkan mampu menjadi fondasi utama dalam menyukseskan Indonesia di masa mendatang. Salah satu organisasi mahasiswa yang memberikan pendidikan alternatif khusus untuk mengasah mental dan moral mahasiswa adalah Resimen Mahasiswa (Menwa). Kegiatan Menwa adalah sebuah pilihan, yang ditentukan berdasarkan bakat, minat dan kegemaran yang dimiliki mahasiswa. Keberadaannya tidak jauh berbeda dari UKM-UKM lainnya, baik UKM-UKM yang tergabung dalam bidang penalaran, kerokhanian dan kesejahteraan, seni, olahraga dan rekayasa tekhnologi, maupun yang tergabung dalam bidang minat, bakat, dan kegemaran tempat Menwa bernaung. Seperti UKM pada umumnya, kegiatan Menwa berada dalam koridor pembinaan dan pemberdayaan mahasiswa secara ekstrakulikuler untuk menunjang kegiatan akademik yang bersifat intrakurikuler. Bila kegiatan intrakurikuler lebih diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan mahasiswa dalam aspek sosial, emosional, dan spiritual. Melalui Menwa, mahasiswa dapat belajar tentang berbagai nilai-nilai positif yang dapat membentuk karakter. Nilai-nilai tersebut antara lain: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/ komunikatif, cinta damai, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab. Pendidikan dan latihan yang dilakukan oleh Menwa dapat berfungsi untuk menanamkan kecintaan pada tanah air (patriotisme), semangat kebangsaan (nasionalisme), pancasilais, semangat persatuan dan kesatuan, disiplin, fisik dan mental yang sehat. Secara tidak langsung inilah yang di perlukan untuk membangun jiwa semangat dan watak atau membangun manusia seutuhnya (nation and character building).