Revitalisasi Estetika Legong dan Kebyar Dalam Penciptaan Tari Masilelancingan Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun
Main Authors: | Sudewi, Ni Nyoman, Dana, I Wayan, Arsana, I Nyoman Cau |
---|---|
Format: | Monograph NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Lembaga Penelitian ISI Yogyakarta
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://digilib.isi.ac.id/6064/2/Bab%20I.pdf http://digilib.isi.ac.id/6064/3/Bab%20II-VI.pdf http://digilib.isi.ac.id/6064/4/Bab%20VII.pdf http://digilib.isi.ac.id/6064/5/Lampiran.pdf http://digilib.isi.ac.id/6064/ |
Daftar Isi:
- Penelitian Terapan (Penelitian Penciptaan dan Penyajian Seni) ini diarahkan untuk dapat berkontribusi bagi bidang ilmu seni (tari), terutama dalam pemahaman dan revitalisasi (penguatan dan pengembangan) konsep estetika tari Bali. Keberhasilan dari tujuan ini diupayakan melalui penciptaan tari dengan memanfaatkan dua genre tari tradisional yaitu legong dan kebyar sebagai sumber penciptaan. Proses penciptaan diawali dengan penelitian terhadap teks kebentukan legong dan kebyar dengan memanfaatkan berbagai teori, konsep dari disiplin tari. Dari kajian teks ini diperoleh pemahaman utuh tentang konsep estetika, acuan nilai budaya berikut simbol-simbol yang memaknainya. Hal ini selanjutnya diaplikasikan ke dalam penciptaan tari berjudul “Legong Kebyar Masilelancingan”. Istilah Masilelancingan sebagai judul sekaligus mewakili tema tari atau gagasan yang disampaikan melalui gerak, bentuk, dan struktur. Karya tari yang diciptakan pada tahap pertama ini, merupakan tari kelompok dengan lima penari putra dan putri. Durasi karya sekitar 20 menit, lebih berorientasi pada pengembangan gerak dalam relasinya dengan bentuk musik yang ada pada strukur tari Legong di antaranya bentuk pangawak dan pangecet. Motif-motif gerak merupakan pengembangan dari beberapa motif yang ada pada tari legong (palegongan) dan kebyar (kakebyaran atau pakebyaran). Penciptaan dan penyajian tari “Legong Kebyar Masilelancingan” ini diharapkan akan meningkatkan apresiasi terhadap seni tradisional sebagai sumber garap tari. Dengan memanfaatkan sudut pandang dan cara yang tepat dalam mengapresiasi seni budaya tradisi, maka pengembangan yang dilakukan akan lebih terarah dan berdampak pada kelestariannya.