Daftar Isi:
  • Ikan bandeng (Chanos chan as F.) adalah ikan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat terutama di Semarang. Dalam perkembangannya masyarakat lebih menyukai produk ikan duri lunak. Diantara produk-produk ikan duri lunak lain, bandeng duri lunak menempati urutan tertinggi dalam hal popularitas. Seperti seafood yang lain, bandeng yang dibudidayakan di pantai utara Jawa Tengah berpeluang tercemar oleh logam beracun. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaJuasi kandungan Jogam berat pada produk bandeng duri lunak yang dipasarkan di kota Semarang, baik yang diperdagangkan di pasar tradisional maupun di toko-toko. Evaluasi tersebut diarahkan pada prediksi hubungan antara kandungan logam berat dan ukuran ikan serta risiko konsumsinya. Sampel bandeng duri lunak diambil dari tiga tempat di pasar (Peterongan dan dua penjuaJ di Johar) dan dua toko di jalan Pandana an. Pengukuran kandungan logam menggunakan Flame AAS sedangkan untuk tingkat risiko konsumsinya berdasarkan nilai Hazard Quotient (HQ). Konsumsi dalam perhitungan ini didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya oleh Fann (200-2) dan Prasetyo (2002) untuk penghuni perurnahan Tanah Mas dan masyarakat Tambak Lorok. Kandungan logam tertinggi pad a bandeng duri lunak yaitu Zn (31,06-54,20J.!g/g) kemudian disusul berturut-turut Pb (2,62 - 4,11J.!g/g), Cu (1,55 - 2,47J.!g/g) dan Cd (0, 9 - O,33~.glg). Kandungan Iogam pada bandeng duri Junak yang berasal dari toko Jebih rendah dibandingkan dengan yang berasal dari pasar lohar dan pasar Peterongan. Ukuran bandeng teTr)'ata mempengamhi kandungan logam dalam bandeng d,uri lunak, tempi berat lebih berpengaruh dibandingkan dengan panjang ikan. Bandeng cluri lunak a nan untuk dikonsumsi karena nilai HQ <1 dan kandungan logam Pb, Cd, Cu dan Zn didalamnya tidak melebi ' bams yang telah ditentukan oleh Dirjen POM.