TINGKAT KEBERHASILAN MODEL RESTORASI DI PONDOK INJUK KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN-SALAK Studi Kasus Kampung Cimapag, Sebagai Model Kampung Konservasi

Main Authors: Hani, Aditya, Rachman, Encep
Other Authors: Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan
Format: Article info eJournal
Bahasa: ind
Terbitan: Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan , 2016
Subjects:
Online Access: http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHKA/article/view/1243
http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHKA/article/view/1243/1164
ctrlnum --ejournal.forda-mof.org-ejournal-litbang-index.php-index-oai:article-1243
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><title lang="id-ID">TINGKAT KEBERHASILAN MODEL RESTORASI DI PONDOK INJUK KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN-SALAK : Studi Kasus Kampung Cimapag, Sebagai Model Kampung Konservasi</title><creator>Hani, Aditya</creator><creator>Rachman, Encep</creator><subject lang="id-ID">Model kampung konservasi; penggunaan lahan; restorasi; taman nasional</subject><description lang="id-ID">Penelitian ini dilaksanakan di Kampung Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Tujuan penelitian ini &#xA0;adalah untuk mengkaji keberhasilan penerapan model restorasi yang dilaksanakan oleh masyarakat Kampung Cimapag sehingga diharapkan menjadi model yang dapat diterapkan bagi pengelola Taman Nasional lainnya. &#xA0;Penelitian ini dilakukan dengan pengumpulan data primer dan data sekunder. Data primer dilakukan dengan cara wawancara dengan metode purposive sampling terhadap anggota kelompok Masyarakat Kampung Konservasi (MKK) yang berjumlah 15 responden. Data sekunder diperoleh dari hasil laporan penelitian yang telah dilakukan sebelumya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kawasan Pondok Injuk Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) merupakan salah satu tempat yang mengalami kerusakan akibat adanya tekanan penduduk berupa penebangan pohon dan pembukaan hutan untuk lahan pertanian. Untuk mengembalikan kepada kondisi seperti semula, Balai TNGHS mengupayakan melalui kegiatan restorasi dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat. Kegiatan yang dikembangkan yaitu pembentukan MKK yang telah dimulai sejak tahun 2004. Model Kampung Konservasi mempunyai tiga kegiatan pokok meliputi: 1) Memperbaiki atau merehabilitasi kawasan TNGHS yang rusak, 2) Observasi kawasan TNGHS secara bersama-sama dengan masyarakat lokal dengan tujuan untuk memantau situasi sekaligus untuk mengurangi kegiatan-kegiatan illegal, serta menjalin hubungan yang baik antara TNGHS dengan masyarakat lokal melalui komunikasi yang intens, dan 3) Untuk meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat. Kegiatan restorasi yang telah dilaksanakan oleh masyarakat&#xA0;&#xA0; Kampung Cimapag&#xA0; &#xA0;antara lain melakukan penanaman secara swadaya tanaman kayu-kayuan jenis asli setempat. Luas lahan yang berhasil ditanami adalah 49,5 ha dengan 19.817 bibit pohon terdiri dari rasamala (Altingia excelsa Noronha), puspa (Schima wallichii Reinw), dan huru (Litsea javanica BL). Bibit pohon yang ditanam berasal dari cabutan anakan alam yang ada di sekitar Kampung Cimapag.&#xA0;</description><publisher lang="id-ID">Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan</publisher><contributor lang="id-ID">Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan</contributor><date>2016-03-28</date><type>Journal:Article</type><type>Other:info:eu-repo/semantics/publishedVersion</type><type>Other:</type><type>Other:</type><type>Other:</type><identifier>http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHKA/article/view/1243</identifier><source lang="en-US">Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam; Vol 4, No 6 (2007): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam; 591-602</source><source lang="id-ID">Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam; Vol 4, No 6 (2007): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam; 591-602</source><source>2540-9689</source><source>0216-0439</source><language>ind</language><relation>http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHKA/article/view/1243/1164</relation><rights lang="id-ID">##submission.copyrightStatement##</rights><recordID>--ejournal.forda-mof.org-ejournal-litbang-index.php-index-oai:article-1243</recordID></dc>
language ind
format Journal:Article
Journal
Other:info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Other
Other:
Journal:eJournal
author Hani, Aditya
Rachman, Encep
author2 Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan
title TINGKAT KEBERHASILAN MODEL RESTORASI DI PONDOK INJUK KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN-SALAK : Studi Kasus Kampung Cimapag, Sebagai Model Kampung Konservasi
title_sub Studi Kasus Kampung Cimapag, Sebagai Model Kampung Konservasi
publisher Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan
publishDate 2016
topic Model kampung konservasi
penggunaan lahan
restorasi
taman nasional
url http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHKA/article/view/1243
http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHKA/article/view/1243/1164
contents Penelitian ini dilaksanakan di Kampung Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji keberhasilan penerapan model restorasi yang dilaksanakan oleh masyarakat Kampung Cimapag sehingga diharapkan menjadi model yang dapat diterapkan bagi pengelola Taman Nasional lainnya. Penelitian ini dilakukan dengan pengumpulan data primer dan data sekunder. Data primer dilakukan dengan cara wawancara dengan metode purposive sampling terhadap anggota kelompok Masyarakat Kampung Konservasi (MKK) yang berjumlah 15 responden. Data sekunder diperoleh dari hasil laporan penelitian yang telah dilakukan sebelumya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kawasan Pondok Injuk Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) merupakan salah satu tempat yang mengalami kerusakan akibat adanya tekanan penduduk berupa penebangan pohon dan pembukaan hutan untuk lahan pertanian. Untuk mengembalikan kepada kondisi seperti semula, Balai TNGHS mengupayakan melalui kegiatan restorasi dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat. Kegiatan yang dikembangkan yaitu pembentukan MKK yang telah dimulai sejak tahun 2004. Model Kampung Konservasi mempunyai tiga kegiatan pokok meliputi: 1) Memperbaiki atau merehabilitasi kawasan TNGHS yang rusak, 2) Observasi kawasan TNGHS secara bersama-sama dengan masyarakat lokal dengan tujuan untuk memantau situasi sekaligus untuk mengurangi kegiatan-kegiatan illegal, serta menjalin hubungan yang baik antara TNGHS dengan masyarakat lokal melalui komunikasi yang intens, dan 3) Untuk meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat. Kegiatan restorasi yang telah dilaksanakan oleh masyarakat Kampung Cimapag antara lain melakukan penanaman secara swadaya tanaman kayu-kayuan jenis asli setempat. Luas lahan yang berhasil ditanami adalah 49,5 ha dengan 19.817 bibit pohon terdiri dari rasamala (Altingia excelsa Noronha), puspa (Schima wallichii Reinw), dan huru (Litsea javanica BL). Bibit pohon yang ditanam berasal dari cabutan anakan alam yang ada di sekitar Kampung Cimapag.
id IOS1859.--ejournal.forda-mof.org-ejournal-litbang-index.php-index-oai:article-1243
institution Badan Litbang Kehutanan
institution_id 104
institution_type library:special
library
library Perpustakaan Badan Litbang Kehutanan
library_id 15
collection Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
repository_id 1859
city JAKARTA SELATAN
province DKI JAKARTA
repoId IOS1859
first_indexed 2016-09-25T11:08:59Z
last_indexed 2017-07-10T05:45:33Z
recordtype dc
merged_child_boolean 1
_version_ 1767025161831186432
score 17.538404