PENDEKATAN PREFERENSI HABITAT DALAM PENYUSUNAN STRATEGI KONSERVASI IN SITU KAKATUA SUMBA (Cacatua sulphurea citrinocristata, Fraser 1844)
Main Authors: | Hidayat, Oki, Kayat, Kayat |
---|---|
Other Authors: | Balai Penelitian dan Pengembangan Ligkungan dan Kehutanan Kupang |
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHKA/article/view/5646 http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHKA/article/view/5646/5254 http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHKA/article/downloadSuppFile/5646/901 http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHKA/article/downloadSuppFile/5646/902 http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHKA/article/downloadSuppFile/5646/903 |
Daftar Isi:
- Kakatua sumba (Cacatua sulphurea citrinocristata, Fraser 1844) merupakan satwa endemik Pulau Sumba yang terancam punah. Untuk melestarikannya, diperlukan upaya konservasi yang disusun berdasarkan pendekatan ekologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi habitat serta menentukan strategi konservasi in-situ kakatua sumba di kawasan Maunupeu Tanadaru, Taman Nasional Matalawa. Pengamatan dilakukan di empat blok hutan. Penjelajahan dilakukan untuk mengetahui keberadaan kakatua sumba dengan metode Look and See. Analisis preferensi habitat dilakukan dengan menggunakan metode Neu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kakatua sumba menyukai habitat yang memiliki ketinggian 401 – 600 mdpl, kelerengan terjal (41 – 55 %), landai (3 – 8 %) dan sangat terjal (> 55 %). Lokasi yang paling disukai terdapat di Blok Hutan Kokur. Strategi konservasi in situ yang dapat dilakukan antara lain: (1) Pengamanan terhadap pohon sarang dari ancaman alam dan manusia; (2) Pembersihan ara pencekik dan liana pada pohon penting bagi kakatua; dan (3) Pengayaan tumbuhan penting bagi kakatua melaluipenanaman anakan pohon. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan bagi pengelola kawasan dalam menentukan strategi konservasi in situ melalui pembinaan habitat dengan pendekatan preferensi habitat.