Peran Kesenian Tradisional Sebagai Pendekatan Strategi City Branding

Main Author: Yurisma, Dhika Yuan
Format: BookSection PeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: ITENAS , 2018
Subjects:
Online Access: https://repository.dinamika.ac.id/id/eprint/3510/1/2-DHIKA.pdf
https://repository.dinamika.ac.id/id/eprint/3510/
Daftar Isi:
  • Terdapat beberapa faktor yang menghambat industri indonesia seringkali lintas sektoral, maka dari itu “Making Indonesia 4.0” memuat 10 inisiatif atau prioritas nasional, salah satu dari 10 prioritas nasional adalah menarik minat dari investor asing. Hal ini akan sangat berpengaruh dalam perkembangan suatu kota, berkembangnya suatu kota tergantung pada persepsi atau citra kota yang dibentuk pada proses pembuatan merek kota (city brand). Untuk membantu meningkatkan city brand value harus mempelajari ekuitas merek yang diterapkan dan mengembangkan strategi city branding melalui pendekatan yang baru. Melalui perancangan city branding yang tepat akan membawa dampak minat investor asing pada kota tersebut, hal ini kan mendukung perkembangan dalam “Making Indonesia 4.0”. Mengambil studi kasus Kota Ponorogo. Tujuan Penelitian ini adalah memahami peran kesenian tradisional sebagai pendekatan baru dalam strategi pembentukan city branding. Pendekatan melalui kesenian tradisional sebagai strategi perancangan city branding ini tergolong baru. Simbol‐simbol yang terdapat pada kesenian tradisional akan memberikan citra tersendiri terhadap kota tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penggalian data melalui observasi dan wawancara. Penggalian data dilakukan untuk mengetahui peran Reog dalam membentuk sebuah ekuitas merek Kota Ponorogo. Data‐data yang diperoleh dari masyarakat dan pengunjung kota selanjutnya diolah dan direduksi menggunakan teknik triangulasi data. Analisis city branding menggunakan teori Anholt berdasarkan penyatuan komunikasi melalui enam saluran yang kemudian membentuk city branding hexagon. Hasil dari penelitian ini adalah kesenian tradisional dapat menigkatkan city brand value sebuah kota dengan menghadirkannya sebagai bentuk identitas dari kota tersebut. Identitas tersebut harus hadir dalam bentuk secara fisik (rational value) dan secara persepsi emotional value.