Pengaruh Kombinasi Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dan Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) terhadap Struktur Ginjal Tikus (Rattus norvegicus Berkenhout, 1769) Wistar J
Main Author: | Sari, Ema Purnama |
---|---|
Format: | bachelorthesis doc-type Bachelors |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2017
|
Online Access: |
http://repository.unpad.ac.id/frontdoor/index/index/docId/12634 |
Daftar Isi:
- Diabetes melitus merupakan penyakit yang dapat mengakibatkan komplikasi pada organ diantaranya ginjal. Temulawak dan belimbing wuluh diketahui dapat menurunkan kadar glukosa darah sehingga dapat dijadikan sebagai obat antidiabetes. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis optimum dari kombinasi ekstrak temulawak dan belimbing wuluh dalam memperbaiki kerusakan ginjal tikus Wistar jantan yang diinduksi Streptozotocin (STZ). Penelitian ini menggunakan RAL yang terdiri dari 7 perlakuan dengan 3 ulangan. Enam perlakuan diinduksi STZ dosis 60 mg/kg bb secara intraperitoneal dan satu perlakuan tanpa diinduksi STZ (KN). Setelah dinyatakan diabetes (KGD ≥200 mg/dl), tikus diberi perlakuan secara oral selama 21 hari. Adapun perlakuan terdiri dari KP (CMC 0,5%), G (glibenklamid 0,45 mg/kg bb), T (temulawak 17,5 mg/kg bb), BW (belimbing wuluh 750 mg/kg bb), TBW1 (kombinasi ekstrak 767,5 mg/kg bb), TBW2 (kombinasi ekstrak 383,75 mg/kg bb). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak tidak berpengaruh terhadap berat relatif dan struktur morfologis, tetapi berpengaruh terhadap struktur histologis ginjal. Seluruh perlakuan ekstrak baik tunggal maupun kombinasi dapat memperbaiki struktur histologis ginjal akibat toksisitas STZ pada tikus diabetik. Perlakuan TBW2 menunjukkan perbaikan dengan diameter glomerulus, lebar ruang Bowman serta persentase nekrosis tubulus proksimal yang lebih kecil dan berbeda nyata dengan KP (p<0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian ekstrak kombinasi 393,75 mg/kg bb merupakan dosis optimum dalam memperbaiki kerusakan ginjal secara histologis pada tikus yang diinduksi streptozotocin.