Krisis keluarga di Desa Salambue Kecamatan Padangsidmpuan Tenggara (studi kasus pada dua keluarga)
Main Author: | Rangkuti, Sas Arnati |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1514/1/12%20120%200030.pdf http://etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1514/ |
Daftar Isi:
- Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui keadaan krisis keluarga, faktor penyebab krisis keluarga serta untuk mengetahui apa dampak krisis keluarga terhadap perilaku anak di Desa Salambue Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan menggunakan observasi dan wawancara sebagai teknik pengumpulan data, selanjutnya dianalisis menggunakan klasifikasi data, memeriksa kelengkapan data, deskripsi data dan menarik kesimpulan serta uji keabsahan data dilakukan dengan triangulasi. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah keadaan krisis keluarga Bapak Uddin Nasution dan Ibu Irma dikatakan mengalami krisis keluargakarena perselingkuhan karena Uddin Nasution pernah melakukan perselingkuhan dalam keluarga. Adapun keluarga Bapak Rasyid Lubis krisis keluarga yang dialami karena keegoisan atau keinginan ingin menang sendiri sehingga keluarga semakin kacau dan menyedihkan. Selanjutnya faktor penyebab krisis keluarga di antaranya: Keluarga Uddin Nasution: 1) komunikasi kurang baik, 2) sikap egosentrisme lebih dominan, 3) penistaan (perselingkuhan) dalam keluarga dan 4) kesibukan sehari-hari. Keluarga Rasyid Lubis: 1) komunikasi kurang baik dan 2) sikap egosentrisme. Selanjutnya, dampak krisis keluarga terhadap anak pasti ada sedikit atau banyaknya, di antaranya perilaku anak dari dua keluarga: Keluarga Uddin Nasution: 1) Paisal (anak kedua): membantah pada orangtua, perilaku buruk dalam sekolah, 2) Dani (anak ketiga): diam di kamar saja, 3) Lia (anak keempat): pergi dari rumah dan tidak mau tahu dengan apapun. Keluarga Rasyid Lubis: 1) Ummi Lubis (anak pertama): rendah diri dan melawan pada orangtua, 2) Rani Lubis (anak kedua): marah-marah kepada orangtua serta 3) Eli Lubis (anak ketiga): keluar dari rumah.